Juga intervensi yang dilakukan terhadap mereka, penderita stanting.
"Untuk di bulan Juni ini kita akan melakukan upaya interpensi serentak kepada puskesmas dan posyandu, dalam hal menekan angka stanting," ungkap dia.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Ogan Ilir, Husnidayati mengatakan penyebab tingginya kasus stanting di Ogan Ilir karena banyaknya masyarakat yang masih menggunakan air sungai untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Gaji Ke-13 ASN OKU Sudah Dibayarkan
BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Pastikan Stok dan Harga Pangan Stabil
"Banyak disebabkan kategori penggunaaan air bersih. Masih banyak masyarakat yang menggunakan air sungai. Dinas PUPR Ogan Ilir sudah mengalokasikan anggaran yang menjadi catatan penyebab stanting di Ogan Ilir," katanya.
Selian itu, maslaah laporan pendampingan keluarga sejauh ini baru sekitar 80 persen. Harapanya setelah dilakukan Pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) tersebut dapat meningkat hingga 90 persen ke atas.
"Maka dari itu, harapan kita pemerintah daerah dapat membantu untuk setiap tim di pasilitasi 1 leptop dan satu printer supaya data dan laporan dapat maksimal termasuk operasional yang lainya," kata dia.(sro)