Keunikan merek sepatu lokal ini adalah kolaborasi dengan banyak produk, mulai dari makanan, minuman, hingga pesohor.
Sebut saja, Endank Soekamti, RownDivision, Dagelan, KitKat, Paddle Pop, Tango, Kopi Luwak, dan masih banyak lainnya.
Semua koleksi dibanderol dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 150.000-an.
Setiap merek sepatu lokal ini tidak hanya mengandalkan desain menarik, tetapi juga berinovasi dalam teknologi produksi.
NAH Project, misalnya, menggunakan teknologi rajut yang elastis dan nyaman.
Sementara itu, 910 mengadopsi teknologi Acro+ yang memastikan kenyamanan dan daya tahan sepatu saat digunakan untuk aktivitas tinggi.
PijakBumi membawa konsep ramah lingkungan dengan bahan alami dan daur ulang, menjadikannya pilihan bagi konsumen yang peduli lingkungan.
Brodo dan Geoff Max mempertahankan kualitas melalui penggunaan bahan kulit premium dan kolaborasi dengan figur publik untuk memperluas jangkauan pasar mereka.
Ventela dan League menonjol dengan penggunaan material berkualitas dan desain yang cocok untuk anak muda.
Aerostreet juga terus berinovasi dengan kolaborasi unik yang membuat produknya selalu segar dan menarik.
Beberapa merek sepatu lokal ini telah berhasil menembus pasar internasional. Saint Barkley dan NAH Project sudah mulai memasuki pasar Malaysia dan beberapa negara lainnya.
PijakBumi berpartisipasi dalam pameran alas kaki internasional MICAM Milano, yang membuktikan bahwa kualitas sepatu lokal Indonesia diakui secara global.
Meskipun mengalami banyak kemajuan, merek sepatu lokal masih menghadapi tantangan.
Salah satunya adalah stigma bahwa produk lokal kurang berkualitas dibandingkan produk luar negeri.
Namun, dengan inovasi berkelanjutan dan kualitas yang terus ditingkatkan, merek-merek ini berhasil mematahkan stigma tersebut.
Dukungan pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam mendukung perkembangan merek sepatu lokal.