Telur-telur ini akan digunakan sebagai perekat dalam pembangunan benteng pertahanan dari serangan pasukan penjajah.
Ketika mengumpulkan telur di desa tersebut, Sultan melihat banyak gadis cantik dan berkeinginan untuk mempersunting salah satu dari mereka sebagai permaisurinya.
Namun, meskipun banyak gadis yang dikumpulkan oleh para prajuritnya, Sultan merasa belum menemukan yang cocok.
BACA JUGA: Kisah Kecantikan Dayang Torek dan Ulak Lebar : Legenda dan Asal Mula Nama Kota Lubuklinggau !
BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan : Legenda Linggau dan Dayang Torek !
Suatu hari, ia melihat seorang gadis jelita dari kejauhan yang membawa sebuah bangki emas. Karena tidak dapat mengejarnya,
Sultan memerintahkan prajuritnya untuk mencari tahu siapa gadis itu. Setelah ditelusuri, diketahui bahwa gadis tersebut adalah putri dari Kerio Carang.
Sultan mendatangi rumah Kerio Carang untuk meminang putrinya, tetapi ia hanya menerima penolakan dari Kerio Carang dan putrinya.
Hal ini membuat Sultan berang dan memerintahkan prajuritnya untuk menangkap mereka.
Namun, Kerio Carang dan putrinya memiliki kesaktian yang membuat prajurit Sultan kewalahan dan gagal menangkap mereka.
Selama masa pelariannya, Kerio Carang dan putrinya bersembunyi di hutan Desa Bedegung, tepatnya di Air Terjun Bedegung.
Sang putri merasa amat kesepian selama masa persembunyian dan sesekali keluar ke desa terdekat, di mana kecantikannya mulai terkenal di kalangan warga desa.
Namun, kesepian yang dirasakannya semakin membesar setiap harinya.
Putri Dayang Rindu sering kali menangis sepanjang hari di tempat persembunyiannya.
Untuk menghentikan tangisannya, Kerio Carang meminta dua puyang (pendahulu) dari Desa Bedegung, yaitu Puyang Bukit dan Puyang Tenang, untuk memberikan nama yang bisa menenangkan putrinya.
Nama yang diberikan oleh Puyang Bukit tidak berhasil menghentikan tangisan sang putri.