Ia menjelaskan Budaya Sriwijaya tersebut menghiasi pura agar tidak menimbulkan kesan asing bagi warga Palembang yang sangat jarang sekali menemui Budaya Hindu seperti yang ada di daerah Bali.
Ia bersyukur setelah memadukan budaya tersebut, warga Palembang lebih mudah menerima sosialisasi meskipun pihaknya juga tidak menghilangkan budaya Hindu.
Ia memaparkan berbagai kegiatan yang dilakukan pada Ngaben Palembang pertama kali, di antaranya melepas pelinggih Pura Prajapati dan mensucikan bangunan pendukung di areal pemakaman sentra Ganda Wangi, yakni upacara Dewa Yadnya dengan cara menanamkan atau mapendem lima unsur logam atau panca Datu yaitu emas, perak, perunggu, besi, dan permata.
Adapun tujuannya untuk memberikan kekuatan dan kesucian pelinggih tersebut berikut bangunan pendukung seperti krematorium rumah duka Balai pertemuan agar selalu memancarkan aura atau energi positif guna menciptakan suasana kondusif harmonis dan damai bagi segenap umat.
"Sesungguhnya momentum acara saat ini adalah implementasi dari Panca Yadnya (lima upacara suci) termasuk melakukan Buta Yadnya yakni upacara suci untuk buta kala (mecaru), dan juga Rsi Yadnya berupa penghormatan kepada sulinggih/pedanda," ujarnya.(ant)