Desa Sungsang memiliki banyak kelebihan yang membuatnya menonjol.
Salah satunya adalah melimpahnya hasil laut seperti ikan, udang, kerang, dan kepiting.
Desa ini juga memiliki pemandangan yang indah dengan kedatangan burung migran dari Siberia setiap tahun antara bulan Oktober hingga Desember.
Kedatangan burung-burung ini sangat dinantikan oleh masyarakat setempat dan wisatawan yang berkunjung.
Namun, Desa Sungsang juga memiliki kekurangan.
Akses menuju desa ini cukup sulit, terutama melalui jalur air yang membutuhkan waktu dan tenaga.
Perjalanan menggunakan speedboat atau perahu dari bawah jembatan Ampera bisa memakan waktu lama dan menghadapi kendala seperti sungai yang dalam.
Jalur darat juga tidak lebih baik, terutama saat hujan ketika jalanan berubah menjadi lumpur yang licin.
Desa Sungsang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, terutama sebagai destinasi wisata.
Upaya untuk menjadikan desa ini sebagai pelabuhan dengan nama Tanjung Api-Api memberikan harapan baru bagi masyarakat.
Pelabuhan ini diharapkan membuka banyak peluang kerja dan meningkatkan perekonomian lokal.
Selain hasil laut, desa ini juga memiliki hutan mangrove dan rawa gambut yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Pemerintah Kabupaten Banyuasin bertekad untuk memajukan Desa Sungsang agar tidak tertinggal.
Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan mengadakan festival kapal nelayan hias di dermaga kritis Desa Marga Sungsang.
Festival ini diharapkan dapat menarik wisatawan dan menjadikan Desa Sungsang sebagai destinasi wisata yang menyaingi daerah lain seperti Lampung.
Wisata kuliner di Desa Sungsang menawarkan berbagai makanan khas berbahan dasar laut seperti kerupuk dan kemplang udang, pempek udang, dan tekwan udang. Harga makanan ini cukup terjangkau dan menjadi daya tarik bagi wisatawan.