Dalam situasi darurat seperti ini, koordinasi antara BPBD, aparat pemerintah setempat, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan bantuan tepat waktu dan efektif kepada para korban.
Diharapkan, upaya penanganan dan mitigasi bencana akan memberikan perlindungan maksimal bagi masyarakat yang terdampak dan mencegah terjadinya korban jiwa.
Sebelumnya, BPBD OKU sudah memetakan daerah rawan banjir dan tanah longsor sebagai upaya penanggulangan bencana alam sedini mungkin.
BACA JUGA:Naik Perahu, Teddy Salurkan Bantuan Korban Banjir
BACA JUGA:BNPB Janji Bantu Perbaiki Infrastruktur OKU Pasca-Banjir
Kepala BPBD OKU Januar Efendi, Selasa 21 Mei 2024 mengatakan bahwa sejauh ini terdapat 11 kecamatan di wilayahnya yang dipetakan rawan banjir dan tanah longsor saat musim hujan.
"Sebenarnya 13 kecamatan di OKU ini semuanya rawan bencana alam, namun dari jumlah tersebut hanya 11 kecamatan yang paling sering dilanda banjir dan tanah longsor saat musim hujan," katanya.
Adapun 11 kecamatan yang dipetakan rawan bencana alam meliputi Muara Jaya, Pengandonan, Ulu Ogan, Lengkiti, Semidang Aji, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur, Baturaja Barat, Peninjauan, Kedaton Peninjauan Raya, dan Lubuk Raja.
Dia menjelaskan, daerah-daerah ini dipetakan rawan banjir dan tanah longsor karena merupakan kawasan perbukitan dan dekat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan.
Sebagai upaya antisipasi, kata dia, saat ini pihaknya mulai mengambil langkah cepat dalam bentuk mitigasi bencana struktural untuk mengurangi risiko korban jiwa akibat bencana alam.
Pemkab OKU telah meningkatkan status siaga menjadi tanggap darurat bencana banjir sebagai upaya pencegahan sedini mungkin dari potensi bencana alam.
BPBD OKU pun mengaktifkan kembali posko-posko di seluruh kecamatan agar bencana banjir dan tanah longsor dapat ditanggulangi sedini mungkin.
"Masyarakat juga terutama yang bermukim di kawasan perbukitan dan dekat dengan DAS Ogan harus tetap meningkatkan kewaspadaan karena bencana alam dapat terjadi kapan saja," ujarnya. ***