PALEMBANG, KORANPALPOS.COM – Persoalan banjir yang menghantui Kota Palembang setiap turun hujan tak kunjung menemukan solusi. Pemerintah kota dengan segala program yang digembar-gemborkan, masih belum mampu mengatasi banjir.
Aspek lingkungan menjadi salah satu perhatian apabila ingin menjadikan Palembang sebagai pusat bisnis.
Tanpa memperhatikan kondisi lingkungan akan membuat biaya pembangunan menjadi mahal, padahal untuk mengembangkan bisnis butuh keunggulan kompetitif.
Persoalan banjir dan kemacetan masih menjadi tantangan ke depan yang secara bertahap harus dibenahi.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Sabtu 18 Maret 2024 : Hujan Guyur Sebagian Kota Besar di Indonesia !
BACA JUGA:Sungai Lilin Bersama 5 Kecamatan Lain Keluar dari Musi Banyuasin Sumatera Selatan : Ada Apa ?
Pentingnya penanganan banjir untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Hal ini dapat dimengerti karena sejumlah kajian menyebut potensi kerugian ekonomi akibat banjir di bisa mencapai angka miliaran rupiah per tahun.
Artinya kalau persoalan banjir ini tidak kunjung diselesaikan maka untuk mengembangkan bisnis ke depan bakal terbentur biaya tidak kecil yang harus ditanggung para pelaku.
Pemerintah kota harus menerapkan dua pendekatan untuk mengatasi banjir yakni vegetatif dan fisik.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 17 Mei 2024 : Sebagian Kota Besar Turun Hujan Ringan hingga Lebat !
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Kamis 16 Mei 2024 : 19 Provinsi Diguyur Hujan Lebat !
Pendekatan vegetatif melalui memperbanyak penanaman pohon dan ruang terbuka hijau, sedangkan fisik lebih kepada normalisasi sungai dan memperbanyak waduk, embung, dan sumur resapan.
Tak hanya persoalan banjir, tantangan yang dihadapi juga menyangkut kondisi udara buruk.
Terkait hal itu, berbagai upaya perbaikan udara terus dilakukan di antaranya dengan mengajak warga beralih menggunakan transportasi publik, memperbanyak populasi kendaraan berbasis baterai, hingga pengembangan hunian berorientasi transit (transit oriented development/ TOD).