PALEMBANG - Konflik Israel-Palestina kembali terjadi. Saat ini, pejuang Palestina, yang dikenal sebagai Hamas sedang berjuang habis-habisan melawan zionis Israel yang terus mengganggu tanah Palestina.
Bombardir serangan zionis Israel tersebut bermula dari serangan yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang membuat situasi konflik di daerah tersebut semakin memanas, bahkan Israel mengumumkan secara resmi perang terhadap Hamas, Palestina.
Di pihak lain, Hamas, tampaknya tak pernah lelah dalam melawan penindasan yang dilakukan oleh Israel. Konlifk antara Israel dan kelompok Hamas tak pelak memakan korban jiwa.
Di mana banyaknya korban jiwa membuat daftar panjang warga tewas akibat konflik Israel dan pihak Palestina yang kerap meruncing dalam beberapa tahun terakhir.Hingga saat ini, korban tewas atas serangan yang melululantahkan jalur Gaza tersebut hingga kini mencapai 6 ribu lebih termasuk 2 ribu lebih anak-anak tewas di Gaza.
Tak hanya itu, akibat konflik ini, selain anggota militer yang tewas, juga puluhan pekerja jurnalis ikut menjadi korban. Akibat konflik ini, memicu sikap dari berbagai pihak terutama empati kepada Palestina.
Ketua Forum Umat Islam Sumsel, Drs H Umar Said mendesak hukum internasional harus ditegakkan dan Israel diberikan sanksi tegas.
"Kami menuntut PBB segera mengadakan sidang istimewa untuk menekan Israel menghentikan serangan terhadap Palestina. Berikan mereka hukuman seberat-beratnya," ungkap H Umar Said.
Menurutnya, jika upaya diplomatis tak bisa dicapai, maka satu-satunya jalan memboikot pruduk atau perusahaan yang berasal dari orang Yahudi.
"Kalau semua negara menghentikan produk Israel dan semua produk mereka tak ada yang mau beli. Maka Insyaallah ekonomi mereka (Israel) akan sulit dan bangkrut. Sebagaimana yang mereka pernah lakukan kepada umat Islam," jelasnya.
Menurutnya, apa yang telah dilakukan Israel merupakan kezaliman kepada warga Palestina.Fadly, warga Sukabangun 2 mengaku, mendukung perjuangan Palestina.
"Israel sangat zalim kepada Palestina. Sebagai saudara sesama muslim, saya sangat sedih melihat penderitaan saudara-saudara di Palestina," ujarnya, Rabu (1/11).
Sedangkan Gustam, warga Ilir Timur Kota Palembang yang juga pegawai salah satu perusahaan swasta mengatakan, jika warga Indonesia tentunya memiliki rasa kepedulian terhadap perang terutama ke rakyat Palestina.
“Banyak upaya yang dilakukan warga Indonesia begitu juga Palembang terhadap warga Palestina sebagai sesama muslim, dengan melakukan pengumpulan donasi yang katanya akan disalurkan kesana. Semoga itu bisa membantu walaupun dinilai sangat sedikit,” ungkapnya.
Lois, salah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Palembang menegaskan, keperdulian terhadap perang itu tidak hanya menyentuh kalangan muslim saja.
“Saya mengatasnamakan kemanusiaan, saya non muslim tapi keperdulian saya terhadap perang sangatlah lah cukup besar. Saya berharap segera berakhir, saya akan turut jika ada aksi mahasiswa untuk peperasangan Israel dan Pelestina,” ujarnya.