Sebagai contoh, kopi dari kopitiam cenderung memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi daripada espresso.
BACA JUGA:Markisa : Manfaatnya Bisa Bikin Awet Muda Hingga Bikin Tubuh Langsing, Begini Cara Konsumsinya
Selain kafein, tambahan gula dan susu dalam kopi juga dapat mempengaruhi efeknya pada sistem pencernaan.
Konsumsi gula dapat merangsang pelepasan insulin, yang pada gilirannya dapat memengaruhi pergerakan usus.
Laktosa dan gula susu juga diklasifikasikan sebagai FODMAPs, yang dapat menyebabkan gejala seperti gas, kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar.
Dr Stephen Tsao, seorang ahli gastroenterologi senior dari AliveoMedical, menjelaskan bahwa meskipun kopi dapat membantu melancarkan buang air besar bagi sebagian orang, penting untuk mempertimbangkan evaluasi kolon jika mengalami sembelit yang persisten.
Ini dapat membantu memastikan tidak ada masalah mendasar pada usus besar, terutama jika ada gejala lain seperti pendarahan atau sakit perut.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kopi memengaruhi sistem pencernaan kita, kita dapat membuat pilihan yang lebih bijaksana tentang konsumsi kopi dan dampaknya pada kesehatan kita. (ant)