Sambal cumi asin dikenal dengan cita rasa pedas gurih yang khas. Meski bahan-bahannya cukup sederhana, yakni cabai merah, bawang merah, bawang putih, tomat, gula, serta cumi asin yang telah direndam, namun rasa yang dihasilkan sangat kaya.
Proses memasaknya pun tidak terlalu rumit, tetapi membutuhkan teknik yang tepat agar sambalnya tidak terlalu asin atau terlalu kering.
Aroma khas dari cumi asin yang dipadukan dengan cabai tumis memberikan sensasi yang membuat banyak orang ketagihan.
Tak heran, sambal ini tidak hanya populer di Pulau Jawa, tetapi juga semakin banyak ditemukan di berbagai daerah lain, termasuk Sumatra, Kalimantan, hingga Indonesia Timur.
Beberapa pedagang bahkan mulai berinovasi dengan menambahkan bahan lain seperti pete, bawang iris melimpah, atau cabai hijau besar untuk menghasilkan varian rasa yang lebih kaya.
Variasi ini terbukti menambah minat pembeli, terutama generasi muda yang senang mencoba menu pedas kekinian.
Momen akhir tahun selalu identik dengan meningkatnya aktivitas wisata.
Banyak restoran dan rumah makan di destinasi wisata seperti Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya mencatat meningkatnya permintaan sambal cumi asin sebagai menu pelengkap.
Hidangan pedas ini dianggap cocok untuk menambah nafsu makan setelah seharian beraktivitas.
Tidak hanya itu, sambal cumi asin kemasan juga laris sebagai oleh-oleh khas daerah.
Produk sambal kemasan memiliki daya tarik tersendiri karena dapat dibawa pulang dan dinikmati kapan saja.
Dengan kemasan botol atau jar yang lebih higienis dan tahan lama, banyak wisatawan merasa praktis menjadikannya sebagai buah tangan.
Selain cita rasanya yang populer, sambal cumi asin juga mengandung sejumlah nutrisi penting.
Cumi merupakan sumber protein tinggi yang baik untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.
Selain itu, cumi asin juga mengandung vitamin B12, zinc, dan zat besi yang berperan dalam meningkatkan metabolisme dan menjaga daya tahan tubuh.
Kombinasi cabai dan bawang juga memberikan manfaat tersendiri.