Penurunan Rp100–Rp200 per kilogram saja bisa berdampak besar, terutama bagi keluarga yang mengonsumsi beras dalam jumlah banyak setiap bulan.
Selain itu, turunnya harga daging, telur, dan cabai memberi angin segar di tengah tekanan inflasi yang sempat mengkhawatirkan.
Badan Pangan Nasional melalui Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, sebelumnya menegaskan bahwa pemerintah terus mengupayakan kestabilan pasokan dan harga pangan dengan melibatkan Bulog, BUMN pangan, hingga swasta.
Meski harga beras dan komoditas lain saat ini turun, sejumlah ekonom mengingatkan bahwa fluktuasi masih mungkin terjadi, terutama menjelang akhir tahun ketika permintaan biasanya meningkat.
Faktor lain yang bisa memengaruhi harga antara lain:
Potensi El Nino yang dapat mengganggu produksi pangan.
Kenaikan biaya distribusi akibat harga bahan bakar.
Permintaan tinggi menjelang hari besar keagamaan seperti Natal dan Tahun Baru.
Turunnya harga beras premium menjadi Rp15.988 per kg dan medium Rp13.709 per kg, disertai penurunan harga berbagai bahan pangan lain, memberi harapan akan stabilitas harga kebutuhan pokok di Indonesia.
Namun, kewaspadaan tetap diperlukan karena harga pangan sangat dipengaruhi banyak faktor eksternal.
Pemerintah bersama masyarakat diharapkan terus menjaga rantai pasok agar kondisi ini bisa bertahan lama.
Dengan begitu, beban ekonomi rumah tangga bisa lebih ringan, dan daya beli masyarakat tetap terjaga.