Yunianto menegaskan bahwa keberhasilan SAS-2 merupakan hasil kerja bersama seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, aparat keamanan, masyarakat sekitar, hingga tim teknis di lapangan.
“Kami memastikan di lapangan semua program mendukung Swasembada Energi dapat berjalan lancar dan berhasil agar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dapat kita wujudkan,” tegasnya.
Yunianto menambahkan, keberhasilan ini diharapkan menjadi landmark penting dalam perjalanan WK Belida, yang ke depan berpotensi menjadi salah satu kontributor signifikan dalam produksi minyak dan gas nasional.
BACA JUGA:Wabup Ardani Tinjau Rumah Roboh di Talang Tengah Darat, Janjikan Bedah Rumah
BACA JUGA:Ombudsman Dorong Peningkatan Fasilitas Kesehatan di Kota Lubuklinggau
Sementara itu, President & General Manager PT Sele Raya Belida, Juchiro Tampi, menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras, koordinasi erat dengan SKK Migas, serta dukungan masyarakat sekitar.
“Selama proses pengeboran, setiap tantangan teknis dapat diatasi dengan baik. Kami selalu menempatkan aspek keselamatan (safety) sebagai prioritas utama. Syukur, seluruh kegiatan pemboran berjalan aman tanpa insiden (zero accident),” tuturnya.
Dikatakannya, PT Sele Raya Belida kini berkoordinasi dengan SKK Migas agar minyak dan gas dari sumur ini dapat segera diproduksikan, dengan target Early Production pada kuartal IV tahun 2025.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan ini sekaligus menjadi momentum untuk memperluas eksplorasi di WK Belida.
Dengan adanya penemuan cadangan baru, peluang untuk menemukan potensi cadangan lain semakin terbuka lebar.
Sementara itu, Doni Argiyanto, Senior Manager Exploration & Exploitation PT Sele Raya Belida, menjelaskan bahwa pengeboran Sumur Sungai Anggur Selatan-2 dimulai pada 16 Juni 2025 dan mencapai kedalaman akhir (Total Depth/TD) pada 18 Agustus 2025.
Beberapa kegiatan teknis penting yang dilakukan antara lain Akuisisi Data Geologi dan Geofisika yang meliputi wireline logging, Side Wall Core (SWC), dan Reservoir Data Testing (RDT), uji Kandung Lapisan (UKL) yang menunjukkan kolom minyak dan gas setebal 39 kaki. “ Hasil UKL memperlihatkan kemampuan alir sebesar 3.856 BOPD minyak dan 3,257 MMSCFD gas,” ucapnya.
Menurut Doni, cadangan minyak dan gas yang ditemukan berasal dari lapisan batupasir Formasi Talang Akar, yang selama ini dikenal sebagai salah satu formasi produktif di Sumatera Selatan.