Dalam simulasi ini, personel menunjukkan kesiapan dan kekompakan dalam menghadapi massa yang digambarkan oleh tim latihan.
“Simulasi ini kami buat sedekat mungkin dengan situasi nyata. Jadi kalau nanti ada kejadian sebenarnya, anggota tidak lagi bingung harus berbuat apa, karena sudah terlatih,” kata Kapolres.
Dalam arahannya, AKBP Bobby Kusumawardhana menegaskan bahwa latihan harus dilakukan secara berkesinambungan.
Menurutnya, kesiapan menghadapi situasi darurat tidak cukup hanya dengan teori, melainkan harus diasah melalui praktik berulang.
“Saya menyampaikan kegiatan seperti ini harus sering latihan, latihan, dan latihan. Karena dengan latihan itulah kita akan lebih siap dalam menghadapi situasi sebenarnya,” tegasnya.
Kapolres menambahkan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah menjaga keamanan, tidak hanya bagi institusi kepolisian, tetapi juga masyarakat.
Sebab, keamanan markas berhubungan langsung dengan stabilitas keamanan publik.
“Yang terpenting, kami garis bawahi bahwa kegiatan ini tujuannya untuk memastikan pengamanan anggota Polri di tengah masyarakat, melindungi objek, tempat, dan sasaran yang mungkin menjadi target aksi. Sekaligus mengamankan rekan-rekan yang melaksanakan tugas pengamanan,” jelasnya.
Pantauan di lapangan, sebelum latihan dimulai, Kapolres melakukan pengecekan langsung terhadap kesiapan personel maupun sarana prasarana pendukung.
Hal ini meliputi kelengkapan peralatan Dalmas, kesiapan kendaraan dinas, alat komunikasi, hingga sistem pengamanan pintu masuk dan keluar markas.
Dalam pengecekan tersebut, Kapolres memastikan bahwa setiap unit sudah memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing. Tidak hanya itu, kesiapan mental anggota juga menjadi perhatian, karena dalam kondisi darurat, faktor psikologis sangat memengaruhi kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan.