Sifat antibakteri yang dimilikinya dapat membantu mempercepat pemulihan masalah kulit ringan.
Menurunkan Risiko Penyakit Degeneratif
Kandungan flavonoid yang tinggi membuat inan kuku dipercaya dapat membantu mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas, sehingga berpotensi menurunkan risiko penyakit degeneratif seperti diabetes dan hipertensi.
Penggunaan inan kuku sebagai obat tradisional cukup sederhana.
Cara yang paling umum adalah merebus segenggam daun segar dengan air bersih, lalu meminumnya setelah hangat.
Selain itu, daun yang ditumbuk halus bisa digunakan sebagai obat luar untuk luka ringan atau gatal pada kulit.
Meskipun begitu, masyarakat modern kini juga mulai mengembangkan inan kuku dalam bentuk ekstrak herbal, kapsul, hingga teh herbal.
Hal ini memudahkan konsumen yang ingin merasakan manfaatnya tanpa harus mengolah sendiri.
Selain bermanfaat untuk kesehatan, inan kuku juga memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.
Permintaan pasar terhadap produk herbal terus meningkat, seiring kesadaran masyarakat akan pentingnya kembali ke bahan alami.
Jika dikelola secara profesional, tanaman ini bisa menjadi komoditas unggulan yang bernilai jual tinggi.
Petani lokal berpeluang mengembangkan budidaya inan kuku secara massal.
Hasilnya dapat dipasarkan dalam bentuk segar, kering, maupun produk olahan herbal. Dengan strategi pemasaran yang tepat, inan kuku bukan hanya menjadi warisan budaya pengobatan tradisional, tetapi juga sumber penghasilan baru bagi masyarakat.
Walaupun sudah digunakan secara turun-temurun, manfaat inan kuku masih membutuhkan penelitian ilmiah lebih lanjut.
Para ahli kesehatan menekankan pentingnya uji klinis untuk memastikan efektivitas serta keamanan konsumsi jangka panjang.
Kementerian Kesehatan juga terus mendorong penelitian tanaman obat asli Indonesia, termasuk inan kuku, agar dapat masuk ke dalam daftar fitofarmaka resmi.