Meski Haval H9 mendapat sambutan positif, GWM tetap menghadapi tantangan besar.
Tren kendaraan listrik (EV) yang terus meningkat di Tiongkok membuat sebagian analis mempertanyakan masa depan SUV bermesin bensin dan diesel.
Namun, GWM diyakini tengah mempersiapkan strategi transisi.
Beberapa rumor menyebutkan bahwa versi plug-in hybrid (PHEV) dari Haval H9 sedang dikembangkan, meski belum ada konfirmasi resmi dari pihak pabrikan.
Jika rumor tersebut benar, maka GWM akan memiliki amunisi baru untuk bersaing dengan SUV hybrid premium dari merek Jepang dan Eropa.
Selain untuk pasar domestik, Haval H9 juga diproyeksikan untuk menembus pasar internasional, terutama di kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Australia.
Negara-negara tersebut memiliki pasar SUV besar yang masih didominasi mesin konvensional, sehingga H9 berpotensi menjadi alternatif menarik dibandingkan SUV Jepang dengan harga lebih tinggi.
Di Indonesia, misalnya, tren SUV ladder-frame masih cukup kuat dengan model seperti Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport.
Jika GWM memutuskan memasukkan Haval H9 ke Tanah Air, persaingan di segmen ini bisa semakin ketat.
Peluncuran resmi Haval H9 facelift di Chengdu Auto Show 2025 menjadi salah satu momen penting bagi GWM untuk menunjukkan eksistensi mereka di segmen SUV tangguh.
Dengan desain maskulin, pilihan mesin bertenaga, serta fitur lengkap, Haval H9 tetap mempertahankan DNA sebagai SUV segala medan, sekaligus memperkuat citra GWM sebagai produsen otomotif global.
Kini tinggal menunggu apakah GWM juga akan menghadirkan varian hybrid atau bahkan listrik dari Haval H9 di masa depan, mengingat arah industri otomotif dunia yang semakin menekankan efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan.
Yang jelas, debut Haval H9 mendatang tidak hanya ditunggu oleh konsumen Tiongkok, tetapi juga para pecinta SUV di berbagai belahan dunia yang mendambakan kombinasi tenaga, kenyamanan, dan ketangguhan dalam satu paket kendaraan.