Sayuti juga menilai bahwa perbuatan tersebut, apabila terbukti, sangat memalukan karena dilakukan oleh seorang pemimpin desa.
“Seorang kepala desa mestinya menjadi teladan, pengayom, dan pelindung bagi masyarakatnya. Bukan malah melakukan tindakan yang mencoreng nama baik pribadi dan institusi,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa masyarakat tentu tidak ada yang setuju atau membenarkan perbuatan yang diduga dilakukan kades tersebut.
Terlebih lagi, korban disebut-sebut masih berusia di bawah umur.
“Peristiwa ini sangat miris, karena anak di bawah umur wajib mendapat perlindungan penuh secara hukum dari berbagai tindakan kekerasan maupun asusila,” kata Sayuti.
Dari sisi moral, Sayuti menyebut tindakan itu sudah termasuk cacat moralitas. Selain mencoreng wibawa kepala desa, video viral yang beredar juga menambah keresahan publik.
Karena itu, ia meminta agar pihak kepolisian bersama pemerintah daerah Ogan Ilir segera bertindak tegas.
“Ini bukan delik aduan, apalagi korban masih anak-anak. Jadi tidak ada alasan suka sama suka yang bisa dijadikan pembenaran,” jelasnya.
Sayuti menegaskan bahwa tindakan hukum sangat penting agar kejadian serupa tidak menjadi preseden buruk di tengah masyarakat.
“Kades adalah simbol kepemimpinan tertinggi di desa. Kalau sudah melakukan perbuatan tercela, tentu moralitasnya runtuh dan masyarakat kehilangan panutan,” tutupnya.
Sementara itu, dalam berita sebelumnya dari keterangan warga, penggerebekan terjadi pada Selasa malam sekitar pukul 00.00 WIB di sebuah rumah di Desa Beringin Dalam.
Dalam rekaman video yang beredar, tampak sejumlah warga mendatangi rumah tersebut lalu menghardik oknum kades berinisial V yang diduga tengah berbuat asusila.
Warga yang geram meminta penjelasan atas tindakan tidak pantas yang dilakukan pejabat desa itu.
“Orang-orang sudah mengintai kades itu, lalu terjadilah penggerebekan,” ujar Fadil, salah seorang warga yang turut menyebarkan video ke media sosial. Pernyataan senada juga datang dari warga lain yang mengaku kecewa dengan perbuatan oknum kades tersebut.
Kabar ini langsung menghebohkan masyarakat. Banyak warganet mengecam keras tindakan sang kades, apalagi ia diketahui sudah beristri.
Beredar pula informasi bahwa pihak keluarga berencana menyelesaikan masalah ini secara adat dengan cara menikahkan kades dengan korban.