Selain lomba modern seperti futsal dan voli pantai, masyarakat mengadakan lomba panahan tradisional yang memanfaatkan busur dan anak panah khas Papua.
Lomba ini menjadi ajang unjuk keterampilan para pemuda yang mewarisi kemampuan memanah dari leluhur.
BACA JUGA:Popcorn dan Bioskop : Sejarah Camilan Legendaris yang Tak Terpisahkan
BACA JUGA:Cara Budidaya Cabai di Pekarangan Rumah dengan Pengeluaran Minim
Di Nusa Tenggara Timur (NTT), lomba menangkap babi atau kambing yang dilepas di lapangan menjadi hiburan tersendiri.
Meski terdengar ekstrem, perlombaan ini dilakukan dengan tetap menjaga keselamatan hewan dan peserta.
Tak hanya itu, di Bali, perayaan 17 Agustus kerap disemarakkan dengan lomba mekidung (melantunkan kidung) dan tari tradisional antarbanjar.
Perlombaan ini bertujuan melestarikan budaya sekaligus memupuk rasa cinta tanah air melalui seni.
BACA JUGA:5 Kabupaten Termiskin di Sumatera Selatan Tahun 2025: Juaranya Kabupaten yang Ada Tambang Emas !
BACA JUGA:Cara Belajar Mengehenna bagi Pemula: Panduan Lengkap Memulai Seni Lukis Tangan yang Indah dan Penuh Makna
Semarak perlombaan dari berbagai daerah ini membuktikan bahwa Hari Kemerdekaan RI menjadi momentum pemersatu bangsa.
Walaupun bentuk lomba berbeda-beda, semangat kebersamaan, gotong royong dan rasa syukur atas kemerdekaan tetap menjadi benang merah yang menghubungkan seluruh masyarakat Indonesia.
Dengan kreativitas yang terus berkembang setiap tahun, tradisi perlombaan 17 Agustus diyakini akan tetap hidup dan menjadi warisan budaya yang mempererat persatuan bangsa di masa depan.*