Satu porsi Es Oreo ukuran sedang mengandung sekitar 250–350 kalori, tergantung takaran gula, susu, dan topping yang digunakan.
Kandungan gula dan lemak dalam biskuit Oreo cukup tinggi, sehingga minuman ini sebaiknya dikonsumsi sesekali saja, terutama bagi mereka yang sedang menjalani program diet rendah kalori.
Namun, Es Oreo juga memberikan energi instan berkat kandungan karbohidrat dan gula yang tinggi, sehingga cocok dikonsumsi saat tubuh membutuhkan tambahan tenaga, misalnya setelah beraktivitas fisik.
Selain menjadi minuman favorit, Es Oreo juga membuka peluang usaha yang cukup menjanjikan.
Modal yang dibutuhkan relatif kecil, hanya sekitar Rp1 juta–Rp2 juta untuk membeli peralatan, bahan baku, dan perlengkapan kemasan.
Dengan harga jual rata-rata Rp15.000 per gelas dan asumsi penjualan 30 gelas per hari, pelaku usaha dapat meraup omset sekitar Rp450.000 per hari atau Rp13,5 juta per bulan.
Jika dikelola dengan baik, keuntungan bersih bisa mencapai 40–50 persen dari omset bulanan.
Strategi pemasaran yang efektif untuk bisnis ini adalah memanfaatkan media sosial, memberikan promo harga, serta menawarkan varian rasa baru seperti Es Oreo Matcha, Es Oreo Strawberry, dan Es Oreo Tiramisu.
Bagi pencinta Es Oreo yang ingin tetap menjaga kesehatan, ada beberapa tips yang bisa diterapkan:
Gunakan susu rendah lemak atau susu almond untuk mengurangi kalori.
Kurangi penggunaan gula tambahan dan kental manis.
Gunakan biskuit Oreo dalam jumlah secukupnya.
Tambahkan bahan segar seperti potongan buah untuk menambah serat dan vitamin.
Konsumsi tidak lebih dari dua kali seminggu untuk menjaga keseimbangan gizi.
Es Oreo bukan sekadar minuman kekinian, tetapi juga menjadi simbol kreativitas dalam dunia kuliner modern.
Rasanya yang manis, teksturnya yang unik, dan tampilannya yang menarik membuat minuman ini disukai banyak kalangan, terutama generasi muda.