Dalam kepanikan, Muanik sempat mencoba melawan.
Ia berusaha mendorong tangan pelaku dan bahkan memukul sepeda motornya dengan gagang sapu.
Namun, pelaku dengan cepat menarik paksa kalung emas dari leher korban dan langsung kabur mengendarai sepeda motornya.
“Semua terjadi sangat cepat. Saya sempat teriak minta tolong tapi orang-orang sedang salat Jumat, jadi tidak ada yang dengar,” lanjutnya.
Warga sekitar yang turut menyaksikan rekaman CCTV milik tetangga menyebutkan bahwa pelaku tampak sudah mengincar lokasi tersebut sejak awal. Dalam rekaman, pelaku terlihat memutari perumahan beberapa kali sebelum akhirnya berhenti di warung milik korban.
Tindakan ini mengindikasikan bahwa pelaku sudah memantau situasi dan memilih waktu yang dianggap paling aman untuk melancarkan aksinya.
Dalam video tersebut, terlihat jelas atribut yang dikenakan pelaku: jaket warna hijau, helm merah, masker, serta sarung tangan. Namun, pelat nomor sepeda motor yang dikendarainya belum bisa dipastikan karena tertutup kain.
Ketua RT setempat yang menerima laporan awal dari korban menyatakan bahwa pihaknya langsung berkoordinasi dengan Babinsa dan meneruskan laporan ke pihak kepolisian.
Tidak lama berselang, korban pun resmi membuat laporan polisi di Polsek Sukarami dengan nomor: LP/B/281/VII/2025/SPKT/POLSEKSUKARAME/POLRESTABESPALEMBANG.
Kapolsek Sukarami melalui Kanit Reskrim Ipda Yoga menyatakan pihaknya langsung bergerak cepat menindaklanjuti laporan tersebut.
“Kami sudah mengantongi rekaman CCTV dari warga dan saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dugaan sementara, senjata yang digunakan pelaku adalah senjata api mainan, namun tindakan yang dilakukan sudah termasuk perampokan dengan kekerasan,” ujarnya.
Menurutnya, pelaku bisa dijerat dengan pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, yang ancaman hukumannya bisa mencapai 9 tahun penjara. Saat ini pihaknya tengah melakukan pelacakan terhadap kendaraan yang digunakan pelaku dan mencocokkan ciri-ciri dari hasil rekaman CCTV.
Kejadian ini menjadi pembicaraan hangat warga Talang Jambe. Banyak warga yang mengaku cemas karena perampokan terjadi di tengah hari saat banyak rumah kosong karena penghuninya berada di masjid. Hal ini menandakan bahwa pelaku cukup cermat memilih waktu dan situasi.
“Saat kejadian, lingkungan memang sedang sepi. Semua laki-laki ke masjid. Pelaku tahu betul saat seperti itu tidak banyak orang yang bisa membantu,” kata Hendri, warga sekitar yang ikut melihat rekaman CCTV.
Kasus ini juga menyoroti pentingnya kewaspadaan, bahkan terhadap orang yang tampak seperti pembeli biasa.
“Kita harus hati-hati, jangan terlalu percaya sama orang yang pura-pura belanja. Sekarang modus macam-macam,” ujar Lina, tetangga korban.