Bahkan, di berbagai daerah, Indomie rebus diolah dengan gaya khas masing-masing, seperti ditambahkan telur, sosis, bakso, cabai rawit, hingga sayuran hijau seperti sawi atau kol.
Tren menikmati Indomie rebus juga merambah ke media sosial.
Tak sedikit warganet yang membagikan kreasi mereka dalam mengolah Indomie rebus menjadi sajian istimewa.
Fenomena ini menunjukkan bahwa mie instan tidak lagi dianggap sekadar makanan darurat, melainkan juga sumber inspirasi kuliner.
Di antara sekian banyak varian Indomie rebus, beberapa rasa menjadi favorit sejuta umat.
Indomie Soto Mie, misalnya, terkenal dengan kuah segarnya dan aroma daun jeruk yang khas.
Sementara itu, Indomie Ayam Bawang disukai karena rasa gurihnya yang sederhana namun menggugah selera.
Kreativitas masyarakat dalam mengolah Indomie rebus pun tak ada habisnya. Beberapa ide unik yang populer meliputi:
Indomie rebus dengan topping keju parut dan susu evaporasi untuk rasa creamy.
Indomie rebus dicampur dengan sambal matah khas Bali.
Indomie rebus disajikan ala ramen Jepang dengan telur setengah matang dan potongan daging sapi.
Indomie rebus pedas yang dibumbui dengan cabai rawit dan saus Korea.
Kreasi-kreasi ini membuat konsumen merasa bahwa mereka bisa menikmati sesuatu yang baru tanpa harus merogoh kocek dalam.
Salah satu alasan utama popularitas Indomie rebus adalah faktor kepraktisan.
Hanya membutuhkan air panas dan waktu memasak kurang dari lima menit, Indomie rebus menjadi pilihan ideal saat waktu terbatas atau saat malam hari ketika toko makanan sudah tutup.
Dari sisi ekonomi, harga satu bungkus Indomie rebus yang masih di kisaran Rp3.000 – Rp4.000 menjadikannya makanan yang sangat terjangkau. Dalam kondisi krisis sekalipun, Indomie sering kali menjadi andalan banyak keluarga Indonesia.