Pemain-pemain seperti Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, dan Jay Idzes menjadi elemen penting dalam menyempurnakan struktur tim yang sebelumnya telah dibangun dengan kekuatan lokal dan pengalaman dari turnamen regional.
Jika melihat data historis, Indonesia punya catatan buruk melawan Qatar dan Irak.
Terakhir kali menghadapi Irak dalam kualifikasi Piala Asia 2023, Garuda kalah dengan skor 0-2.
Sementara melawan Qatar, Indonesia terakhir bertemu di laga persahabatan yang juga berakhir dengan kekalahan.
Namun, sepak bola penuh kejutan.
Qatar sebagai juara Piala Asia 2019 dan tuan rumah Piala Dunia 2022 tentu memiliki pengalaman besar.
Namun performa mereka sempat menurun di ajang Piala Asia 2023.
Irak juga sempat tak konsisten meski memiliki materi pemain yang kuat.
Indonesia perlu memanfaatkan segala celah, termasuk kemungkinan kelelahan lawan atau tekanan sebagai tuan rumah.
Kecepatan serangan balik, pressing tinggi, dan disiplin bertahan bisa menjadi kunci untuk mencuri poin.
Oman, yang berada satu pot dengan Indonesia, menjadi lawan yang mungkin akan satu grup atau berada di grup berbeda.
Meski belum pernah tampil di Piala Dunia, Oman adalah tim yang lebih berpengalaman di level Asia dan memiliki peringkat FIFA ke-79.
Jika Indonesia dan Oman berada di grup yang sama, maka laga melawan Oman akan menjadi laga “final” yang menentukan siapa yang bisa mencuri peluang menjadi runner-up dan lolos ke playoff.
Dengan kekuatan relatif seimbang dan sama-sama belum pernah tampil di ajang global, pertandingan ini bisa menjadi laga hidup-mati.
Melaju ke putaran kelima adalah target paling realistis bagi skuad Garuda, mengingat hanya juara grup yang akan otomatis lolos ke Piala Dunia.
Dengan kekuatan tim yang terus berkembang, dan pengalaman dari ajang-ajang sebelumnya seperti Piala Asia 2023 serta Kualifikasi Putaran Ketiga yang dijalani dengan baik, peluang tetap terbuka.