Sektor bahan pangan olahan juga tidak luput dari perubahan.
Tepung terigu curah kini berada di harga Rp10.097 per kg, naik dari Rp9.845 per kg.
Sementara tepung kemasan justru mengalami penurunan menjadi Rp12.743 per kg, dari sebelumnya Rp13.034 per kg.
Sementara itu, jagung di tingkat peternak yang menjadi komponen utama pakan ternak mengalami kenaikan menjadi Rp6.588 per kg, dari Rp6.158 per kg, dan kedelai biji kering impor juga naik tipis ke Rp10.948 per kg, dari Rp10.840 per kg.
Kenaikan pada komoditas ini bisa berdampak lanjutan pada harga telur dan daging ayam dalam waktu dekat.
Dari sektor kelautan, harga ikan kembung naik menjadi Rp42.848 per kg, dari sebelumnya Rp41.120 per kg, dan ikan bandeng melonjak signifikan ke Rp40.316 per kg dari sebelumnya Rp34.763 per kg.
Namun, ikan tongkol justru menurun menjadi Rp33.389 per kg, dari Rp34.155 per kg.
Fluktuasi harga ikan umumnya dipengaruhi oleh cuaca dan musim tangkap yang berubah-ubah.
Garam konsumsi tercatat turun tipis menjadi Rp11.200 per kg, dibanding hari sebelumnya Rp11.666 per kg.
Penurunan ini masih dalam batas normal dan belum menunjukkan gejala over-supply atau ketidakseimbangan pasar.
Data yang dirilis Bapanas mencerminkan dinamika harga pangan nasional yang masih sangat fluktuatif.
Meski ada penurunan pada cabai dan bawang, kenaikan harga beras dan produk protein seperti ayam dan telur berpotensi menekan daya beli masyarakat.
Bapanas bersama instansi terkait diharapkan terus memantau dan mengintervensi harga komoditas yang menjadi kebutuhan pokok, demi menjaga stabilitas ekonomi rumah tangga dan pengendalian inflasi nasional.