Meski demikian, Walikota menegaskan bahwa pihaknya tidak serta merta akan membiarkan para honorer kehilangan arah dan pekerjaan.
Pemkot Prabumulih, kata dia, akan segera melakukan pendataan ulang terhadap seluruh tenaga honorer yang tidak lulus dalam seleksi PPPK.
Tujuannya adalah agar ketika ada kebijakan baru dari pemerintah pusat terkait penerimaan ASN atau PPPK, para honorer yang dirumahkan dapat diutamakan.
“Kita akan lakukan pendataan. Kalau nanti ada formasi PPPK dari pusat, maka yang dirumahkan ini akan kita prioritaskan. Itu sudah jadi komitmen kami bersama ketua DPRD dan wawako,” tegasnya.
Sementara itu, menanggapi gejolak yang muncul di kalangan honorer tersebut, Ketua DPRD Kota Prabumulih, H Deni Victoria SH MSi, menyatakan pihak legislatif akan segera mengambil langkah konkret.
Dalam waktu dekat, DPRD berencana memanggil Kepala BKPSDM Kota Prabumulih beserta jajarannya untuk melakukan pembahasan terkait masa depan para PHL yang gagal seleksi PPPK. “Minggu depan kita akan undang BKPSDM, kita akan bahas bersama.
Jika perlu, kita bersama BKPSDM akan ke kementerian untuk memperjuangkan nasib para PHL ini,” ujar H Deni.
Sementara itu, di sisi lain, sejumlah tenaga honorer yang tergolong dalam kategori R2 dan R3 mengaku kecewa berat terhadap keputusan pemerintah yang akan merumahkan mereka.
Mereka menilai, pemerintah tidak menghargai pengabdian mereka selama bertahun-tahun yang telah mereka dedikasikan untuk pelayanan publik di Kota Prabumulih.
“Kami kecewa mendengar akan dirumahkan. Kami ke sini mengadu untuk diperjuangkan, malahan mendengarkan pernyataan seperti itu. Jelas kami kecewa,” ujar salah satu PHL R2 yang enggan disebutkan namanya.
PHL lainnya yang telah mengabdi selama lebih dari 15 tahun bahkan menyatakan bahwa dirinya dan rekan-rekan seperjuangannya akan terus berjuang demi mempertahankan pekerjaan mereka.
“Kami masih nak berjuang, Pak. Kami ini sudah lama mengabdi, belasan bahkan puluhan tahun. Kami ini dak biso lagi nyari gawe lain, kami nih lah tuo, galo inilah harapan kami,” ujarnya dengan suara bergetar dan meneteskan air mata.*