Di Jawa, sambal hati cenderung memiliki rasa manis karena penggunaan gula merah.
Sementara di Sumatra, rasa pedasnya lebih dominan menyesuaikan dengan karakter kuliner setempat yang terkenal berani bumbu.
Ada pula variasi yang menambahkan kentang goreng kecil sebagai pelengkap sehingga lebih dikenal sebagai sambal goreng hati kentang.
BACA JUGA:Es Mutiara Santan: Resep Simpel, Pelepas Dahaga Sekaligus Penunda Lapar
BACA JUGA:Kue Pukis : Jajanan Tradisional yang Tetap Digemari Sepanjang Masa
Meskipun menggoda, sambal hati sebaiknya dikonsumsi dalam porsi yang wajar.
Kandungan kolesterol pada hati cukup tinggi sehingga kurang disarankan untuk dikonsumsi berlebihan terutama bagi penderita kolesterol tinggi atau masalah hati.
Namun, bila dikonsumsi dengan bijak sambal hati tetap menjadi pelengkap makanan yang kaya gizi dan rasa.
Keberadaan sambal hati di dapur Indonesia membuktikan kekayaan budaya kuliner Nusantara yang penuh inovasi.
BACA JUGA:Cendol Durian : Minuman Pelega Dahaga di Kala Panas Terik
BACA JUGA:Kue Bawang: Camilan Gurih Legendaris yang Tetap Eksis di Tengah Gempuran Snack Modern
Dengan memadukan bahan organ dalam dengan sambal, masyarakat tidak hanya menunjukkan kepiawaian dalam mengolah makanan tetapi juga bijak dalam memanfaatkan setiap bagian dari hewan ternak untuk konsumsi yang tidak terbuang sia-sia.
Bagi yang ingin mencoba, sambal hati bisa dibuat di rumah dengan bahan yang mudah ditemukan.
Proses memasaknya juga tidak terlalu rumit, cocok bagi siapa saja yang ingin menyajikan menu spesial tanpa repot.
Dengan kelezatannya yang tak terbantahkan sambal hati layak dijadikan favorit sebagai pelengkap nasi yang menggugah selera.*