Kedua opsi mesin menjadikan Grandis sebagai SUV yang fleksibel untuk berbagai kebutuhan, dari penggunaan harian hingga perjalanan jauh.
Dirakit di Eropa, Untuk Eropa
Berbeda dengan Mitsubishi XForce yang dirancang khusus untuk pasar Asia Tenggara, Grandis generasi baru ini dirakit langsung di pabrik Renault di Spanyol.
Hal ini sekaligus menegaskan fokus Mitsubishi terhadap pasar Eropa, di mana peraturan emisi semakin ketat dan konsumen semakin mengutamakan efisiensi dan keberlanjutan.
Dengan status produksi lokal, Mitsubishi berharap bisa mendapatkan keuntungan dari insentif dan tarif yang lebih rendah, serta bisa menjawab permintaan konsumen Eropa dengan lebih cepat.
Strategi Mitsubishi Bertahan Lewat Kolaborasi
Mitsubishi Motors tidak menutup-nutupi bahwa keberlangsungan mereka di Eropa sangat bergantung pada kemitraan dengan Renault.
Sebelumnya, mereka juga meluncurkan Mitsubishi ASX (Rebadge Renault Captur) dan Mitsubishi Colt terbaru (Rebadge Renault Clio).
Grandis menjadi model ketiga dalam strategi aliansi ini, dan di masa depan, lineup ini akan diperluas.
Mitsubishi bahkan telah mengonfirmasi akan menghadirkan Eclipse Cross generasi berikutnya sebagai mobil listrik murni berbasis Renault Scenic E-Tech.
Kolaborasi ini memungkinkan Mitsubishi tetap eksis di pasar Eropa tanpa harus mengembangkan mobil dari nol—hemat biaya, cepat masuk pasar, dan tetap relevan.
Apakah Grandis Akan Masuk Indonesia?
Pertanyaan besar yang muncul di benak pecinta otomotif tanah air adalah: apakah Grandis hybrid akan dijual di Indonesia? Sejauh ini, jawabannya belum jelas.
Namun, melihat tren elektrifikasi dan dominasi SUV di pasar domestik, bukan tidak mungkin Mitsubishi Indonesia mempertimbangkan membawa Grandis, meski dengan nama atau spesifikasi berbeda.
Jika benar-benar masuk, Grandis akan bersaing dengan model seperti Honda HR-V e:HEV, Toyota Yaris Cross Hybrid, hingga Hyundai Creta Hybrid (jika dirilis).
Reinkarnasi Nama Besar yang Siap Menantang