Kini, bakso urat tersedia hampir di seluruh pelosok Indonesia, dari pedagang gerobak keliling hingga restoran kelas atas.
Yang membedakan bakso urat dengan jenis bakso lainnya adalah teksturnya yang lebih kasar karena adanya potongan urat di dalam adonan.
Ukuran bakso urat juga cenderung lebih besar dan padat.
Ketika digigit, Anda akan merasakan perpaduan antara kelembutan daging dan kekenyalan serat otot yang memberi sensasi tersendiri.
Kuah bakso urat umumnya dibuat dari kaldu tulang sapi yang direbus berjam-jam sehingga menghasilkan rasa gurih alami yang kaya.
Tambahan bawang putih goreng, daun bawang, seledri, dan sambal membuat cita rasa semakin lengkap.
Tak hanya itu, kini banyak pedagang yang memodifikasi bakso urat dengan isian keju, cabai rawit, bahkan telur puyuh untuk menarik minat pasar muda.
Meski banyak makanan cepat saji dan tren kuliner datang silih berganti, bakso urat tetap digemari berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa.
Kelezatannya membuat makanan ini cocok dinikmati kapan saja, baik saat makan siang, sore hari, maupun malam.
Menurut data dari beberapa platform ojek online, bakso urat termasuk dalam daftar makanan yang paling sering dipesan di kategori makanan berat.
Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap bakso urat tetap tinggi, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.
Tingginya permintaan terhadap bakso urat juga membuka peluang usaha yang luas bagi pelaku UMKM.
Banyak pengusaha muda yang memulai bisnis kuliner dengan menjual bakso urat secara online maupun membuka warung makan sederhana.
Dengan modal relatif kecil dan bahan baku yang mudah didapat, bisnis bakso urat dinilai menguntungkan dan berkelanjutan.
Selain itu, penggunaan media sosial dan aplikasi delivery semakin memudahkan dalam pemasaran produk ini.
Tak sedikit pula produsen bakso beku yang kini menyasar pasar modern dengan menjual bakso urat dalam kemasan yang bisa disimpan dalam freezer, membuat konsumen lebih mudah menikmatinya di rumah kapan saja.