Namun, kesederhanaan ini justru menjadi nilai jual di masanya, karena mobil ini mudah dirawat dan diperbaiki.
Dijuluki Unyil dan Tuyul ini Ada Alasannya
Julukan “Unyil” diberikan karena bodi mobil ini benar-benar mungil, seperti boneka Unyil yang terkenal di TVRI kala itu.
Sementara julukan “Tuyul” muncul karena performa mobil ini yang lincah, bentuknya lucu, dan warnanya kadang putih polos seperti sosok tuyul yang sering digambarkan dalam budaya populer Indonesia.
Kedua julukan ini bukan bentuk ejekan, melainkan bentuk afeksi dan kedekatan emosional masyarakat terhadap mobil ini.
Bahkan, beberapa komunitas otomotif klasik di Indonesia dengan bangga menyebut koleksi mereka sebagai “Tuyul Racing” atau “Unyil Squad”.
Mobil Niaga dan Serbaguna
Pada masa jayanya, Daihatsu S38 digunakan untuk berbagai keperluan.
Mulai dari mobil pribadi, kendaraan antar jemput anak sekolah, hingga mobil niaga ringan seperti pengantar roti, sayur, atau barang dagangan kecil lainnya.
Karena dimensinya yang kompak dan kemampuannya bermanuver di gang sempit, mobil ini sangat digemari di wilayah padat penduduk seperti Jakarta, Surabaya, hingga Bandung.
Kenangan Era 1970-an, Simbol Mobilitas Baru
Daihatsu S38 bukan sekadar kendaraan; ia adalah simbol mobilitas masyarakat kelas menengah pada era 1970-an.
Saat itu, memiliki mobil pribadi masih menjadi kemewahan tersendiri, dan Daihatsu S38 menghadirkan alternatif yang lebih terjangkau dibanding mobil-mobil besar buatan Eropa atau Amerika.
Mobil ini juga dikenal mudah diservis karena komponennya sederhana.
Banyak montir kampung yang sudah hafal luar dalam dengan mobil ini, bahkan sering kali membandingkannya dengan sepeda motor dalam hal perawatan.
Langka, Tapi Dicintai Kolektor