Ketiga tipe ini hadir dalam pilihan transmisi manual dan otomatis, memberikan keleluasaan bagi konsumen dalam memilih karakter berkendara.
Salah satu alasan utama BMW E36 masih digemari hingga kini adalah desainnya yang timeless alias tidak lekang oleh waktu.
Siluet bodinya ramping, dengan lekukan khas mobil Eropa era 90an yang tegas namun elegan.
BACA JUGA:Land Cruiser Vs Fortuner: Mirip Pertarungan David Melawan Goliath, Siapa Pemenangnya ?
BACA JUGA:Urban Cruiser BEV: Gebrakan Baru Toyota dalam Dunia Mobil Listrik Ramah Lingkungan
Ciri khas BMW seperti kidney grille alias gril ginjal kembar di bagian depan menjadi identitas yang langsung dikenali.
Mobil ini memiliki postur yang rendah, lebar, dan proporsional, sehingga memberikan kesan dinamis dan sporty.
Bahkan jika dibandingkan dengan sedan modern saat ini, banyak yang menilai tampilan E36 justru memiliki karakter lebih kuat.
“Kalau bicara desain, E36 itu mobil yang proporsinya pas. Enggak terlalu besar, tapi tetap mewah dan sporty,” ujar Aditya, seorang anggota komunitas BMW E36 Jakarta, yang telah memiliki unit tahun 1997 sejak kuliah.
Pada masanya, BMW E36 bukan hanya sekadar kendaraan, tapi juga simbol status sosial.
Di kalangan anak muda perkotaan, terutama Jakarta Selatan dan Bandung, mobil ini menjadi pilihan utama mereka yang ingin tampil bergaya.
Dikenal sebagai mobil anak sultan atau anak gaul SCBD era 90an, E36 sering terlihat di kawasan elite seperti Kemang, Senopati, dan kawasan Sudirman.
Bahkan hingga kini, citra tersebut masih melekat. Banyak anak muda yang mengincar E36 untuk koleksi atau kendaraan harian, karena ingin bernostalgia atau tampil beda di tengah mobil-mobil modern.
Walaupun bukan mobil baru, performa BMW E36 masih sangat bisa diandalkan.
Varian 320i dan 323i dengan mesin 6-silinder inline khas BMW menawarkan sensasi berkendara yang halus namun bertenaga.
Suara mesinnya pun memiliki karakter yang khas, sesuatu yang sulit ditemukan di mobil masa kini yang serba senyap.