Tapi hari ini, situasinya berbeda.
Jepang tak menurunkan kekuatan penuh.
Para jagoan seperti Kaoru Mitoma, Takumi Minamino, dan Daichi Kamada absen.
BACA JUGA:Ketegasan Patrick Kluivert : Naturalisasi Bukan Jaminan, Kualitas Nomor Satu
BACA JUGA:Justin Hubner, Jay Idzes, Rizky Ridho: Tembok Kokoh Timnas Indonesia
Hajime Moriyasu memberi panggung pada skuad pelapis.
Laga sebelumnya kontra Australia menjadi alarm bahwa Jepang bisa dikalahkan.
Socceroos memanfaatkan kurang solidnya lini depan Samurai Biru versi eksperimental.
Jepang mendominasi 640 umpan, tapi hanya satu tembakan tepat sasaran.
Dominasi tanpa ancaman.
Kontrol tanpa ketajaman.
Dan itulah celah yang bisa dimanfaatkan oleh Garuda.
Sebaliknya, Indonesia justru menurunkan pasukan terbaiknya. Jay Idzes siap jadi tembok tak tergoyahkan.
Emil Audero atau Maarten Paes di bawah mistar, bak benteng terakhir dari Eropa yang menjaga kehormatan bangsa.
Kevin Diks, Thom Haye, hingga Joey Pelupessy di lini tengah, menunjukkan bahwa Garuda kini punya otot dan otak dalam mengatur permainan.
Di depan, Ole Romeny—sang predator baru—telah mencetak tiga gol dari tiga laga pertamanya.