2. Konsumsi BBM Boros
Dengan mesin 4.200 cc dan bobot kendaraan yang berat, Land Cruiser 80 memang bukan pilihan ramah konsumsi bahan bakar.
Dalam kondisi normal, konsumsi BBM-nya bisa berada di kisaran 6–8 km/liter. Bagi pengguna harian di kota besar, ini tentu bukan angka yang efisien.
3. Dimensi Besar, Sulit di Perkotaan Padat
Dimensi mobil ini yang lebar dan panjang membuat manuver di jalan sempit atau tempat parkir kota menjadi tantangan tersendiri.
Radius putar besar dan ukuran bodi juga menyulitkan pemula dalam mengendarainya.
4. Suku Cadang Mulai Langka dan Mahal
Karena usia produksi yang sudah lama berhenti, beberapa komponen orisinal mulai langka di pasaran.
Walaupun tersedia opsi part aftermarket atau substitusi, harga suku cadang orisinal cukup tinggi.
Ini menjadi perhatian serius bagi calon pembeli yang mempertimbangkan biaya pemeliharaan jangka panjang.
Toyota Land Cruiser seri 80 tetap menjadi legenda hidup di dunia otomotif Indonesia.
Dengan desain retro, mesin bandel, kemampuan off-road luar biasa, dan aura mewah ala SUV papan atas, mobil ini mampu bersaing dengan kendaraan modern dari sisi karakter dan daya tarik visual.
Namun, bagi yang ingin memilikinya, penting untuk memahami bahwa mobil ini bukan sekadar kendaraan biasa.
Perlu komitmen terhadap perawatan, biaya operasional tinggi, serta keterbatasan manuver di kota.
Tapi jika Anda seorang kolektor atau penggemar mobil klasik tangguh, Land Cruiser 80 adalah investasi gaya hidup yang tetap berkelas—bahkan di tahun 2025.