Dalam prosesnya, PT JIO telah mengirimkan tujuh teknisi Indonesia untuk belajar langsung ke pusat perakitan BAIC di Beijing.
“Para teknisi kami dari PT JDI dan PT HIM telah mengikuti pelatihan selama dua pekan di fasilitas perakitan off-road di Beijing, untuk menguasai proses perakitan serta mengenal lebih dalam karakteristik teknologi yang digunakan BJ40 Plus,” jelas Dhani.
BAIC BJ40 Plus tetap mempertahankan performa andalnya. SUV ini menggendong mesin 2.000 cc 4-silinder DOHC turbocharger, dipadukan dengan transmisi otomatis 8 percepatan.
BACA JUGA:Mobil Listrik Gaya Off-Road Meluncur: Ini Spesifikasi dan Harga Chery iCar V23 !
BACA JUGA:Pajero Mini Vs Suzuki Fronx: Mana yang Lebih Cocok untuk Perkotaan? Simak Perbandingan Lengkapnya
Sistem penggeraknya mengandalkan Electronic Transfer Case dan Center Differential Lock dari Borg-Warner, membuatnya sangat ideal untuk penggemar petualangan dan medan off-road ekstrem.
Tak hanya performa, desain ikonik BJ40 Plus yang mengusung gaya militer modern juga menjadi daya tarik tersendiri.
Dengan fitur-fitur tangguh dan kepraktisan SUV sejati, kendaraan ini menyasar segmen pecinta off-road premium namun tetap mengedepankan kenyamanan dan teknologi modern.
Ke depan, BAIC tidak hanya berfokus pada pasar domestik.
Mereka menargetkan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) secara bertahap hingga 40 persen dalam 1–2 tahun ke depan.
Setelah target ini tercapai, BAIC membuka peluang menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk pasar Asia Tenggara.
“Dengan TKDN yang meningkat, kami berharap bisa ekspor dari Indonesia ke negara-negara Asia. Ini akan memberi kontribusi positif pada devisa negara,” pungkas Dhani.
Dengan langkah produksi lokal ini, BAIC menunjukkan bahwa mereka serius menancapkan kukunya di pasar otomotif Tanah Air.
Penurunan harga BJ40 Plus menjadi salah satu efek langsung dari kebijakan tersebut, memberikan alternatif menarik bagi konsumen yang menginginkan SUV tangguh dengan harga lebih rasional namun tetap berkualitas global.