Di bagian belakang, lampu kombinasi simetris dan bumper lebar berlapis krom menjadi ciri khas mobil-mobil mewah Jepang saat itu.
Tak heran jika pada masanya, Cedric menjadi pilihan utama para pejabat negara, kepala daerah, hingga duta besar.
Memasuki kabin Nissan Cedric SGL-E 1979, kita akan disambut nuansa eksklusif khas mobil mewah era lawas.
BACA JUGA:Selamat Tinggal Nissan GT-R R35, Legenda ‘Supercar Killer’ yang Tak Terlupakan
BACA JUGA:Nissan N7 Meluncur Mei 2025 : Spesifikasi, Desain, Harga dan Strategi Lawan Kompetitor !
Dashboard tampil dengan desain mengotak dan kokoh, dilengkapi aksen panel kayu imitasi yang menghiasi bagian tengah dan trim pintu.
Material jok menggunakan kain beludru halus (velour) dengan motif elegan, sangat nyaman disentuh dan terlihat berkelas.
Konfigurasi kursi yang empuk dan lebar menunjukkan bahwa Cedric bukan dibuat untuk kecepatan, melainkan untuk kenyamanan dan kemewahan dalam perjalanan jauh.
Fitur-fitur era klasik turut hadir dalam kabin:
Sistem AC manual yang cukup mendinginkan seluruh ruang kabin.
Radio AM/FM lengkap dengan pemutar kaset bawaan.
Jam analog bulat di tengah dashboard, memberikan kesan vintage yang menawan.
Power window yang tersedia pada beberapa varian.
Setir besar tanpa power steering (tergantung tipe), namun tetap mudah dikendalikan berkat desain ergonomis.
Salah satu daya tarik dari varian SGL-E 2.2 M/T adalah penggunaan mesin diesel SD22, berkapasitas 2.2 liter, 4-silinder segaris, naturally aspirated.
Mesin ini hanya menghasilkan tenaga sekitar 65 hp, namun memiliki torsi puncak 123 Nm—cukup untuk membawa mobil berbobot besar ini dengan mantap.