Toyota Agya hadir dalam dua varian mesin: 1.0L 3-silinder dan 1.2L 4-silinder, dengan tenaga maksimum sekitar 67 – 88 PS tergantung varian.
Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa meskipun mesin Honda Jazz lebih besar dan bertenaga, teknologi i-VTEC membuatnya tetap efisien.
Sementara itu, Toyota Agya memang mengandalkan mesin kecil yang ringan dan minim konsumsi bahan bakar untuk menunjang mobilitas sehari-hari.
Bobot kendaraan juga berpengaruh terhadap konsumsi BBM.
Honda Jazz memiliki berat kosong sekitar 1.100–1.150 kg, sedangkan Toyota Agya lebih ringan, hanya sekitar 850–900 kg.
Bobot ringan Agya jelas membantu efisiensi bahan bakar, terutama untuk stop-and-go di area perkotaan.
Namun, aerodinamika Honda Jazz yang lebih halus dan desain bodi yang mendukung efisiensi kecepatan tinggi membuatnya unggul di jalan bebas hambatan.
Inilah yang menjelaskan mengapa Jazz mencatat angka konsumsi luar kota yang lebih baik dibanding Agya.
Satu faktor penting lainnya adalah harga dan biaya kepemilikan. Di pasaran saat ini:
Toyota Agya dibanderol mulai dari Rp 170 juta hingga Rp 180 jutaan (OTR Jakarta).
Honda Jazz generasi terakhir sebelum disuntik mati di Indonesia (2021) memiliki harga bekas mulai Rp 190 juta hingga Rp 250 juta, tergantung tahun dan kondisi.
Artinya, Toyota Agya jauh lebih terjangkau, tidak hanya dari sisi harga beli, tetapi juga perawatan dan pajak kendaraan.
Biaya servis rutin, penggantian suku cadang, serta konsumsi bahan bakar bulanan untuk Agya juga cenderung lebih murah, menjadikannya pilihan favorit untuk kalangan muda, pekerja pemula, dan pengguna harian yang mengutamakan efisiensi biaya.
Meski bukan faktor utama dalam perbandingan efisiensi BBM, kenyamanan dan performa tetap penting. Honda Jazz menawarkan:
Ruang kabin lebih lega
Suspensi lebih stabil