Varian ini dilengkapi motor listrik tunggal dengan daya 235 kW (315 hp), dipadukan dengan baterai 96,3 kWh. Xiaomi mengklaim mobil ini mampu menempuh jarak hingga 835 km dalam sekali pengisian daya penuh.
2. AWD Motor Ganda (Daya Rendah)
Konfigurasi ini mengandalkan dua motor: 130 kW di depan dan 235 kW di belakang, dengan total baterai 101,7 kWh. Jarak tempuh berkisar antara 670 hingga 760 km.
3. AWD Motor Ganda (Daya Tinggi)
Versi performa tinggi ini menghasilkan tenaga 220 kW (depan) dan 288 kW (belakang), dengan total output mencapai 508 kW (691 hp).
Kecepatan maksimal mencapai 253 km/jam.
Fitur pengisian cepat 800V milik Xiaomi memungkinkan kendaraan menempuh jarak 200 km hanya dalam waktu 5 menit pengecasan, menjawab kekhawatiran pengguna soal “range anxiety”.
Salah satu fitur unggulan dari YU7 adalah atap panorama variabel yang diturunkan dari teknologi atap Xiaomi SU7. Gambar terbaru menunjukkan atap YU7 tampil dengan rona ungu khas, memberi daya tarik estetika yang kuat.
Teknologi ini dikembangkan untuk melindungi penumpang dari sinar matahari ekstrem.
SU7 diketahui menggunakan atap berlapis perak tiga lapis yang mampu menghalangi 99,9 persen sinar ultraviolet dan 99,1 persen radiasi inframerah.
Teknologi yang sama diharapkan juga diadopsi YU7.
Menurut pengujian internal Xiaomi, saat terpapar suhu 38°C selama 1,5 jam, suhu kabin SU7 tercatat 59,5°C, sementara Tesla Model 3 facelift mencapai 71,5°C—perbedaan signifikan sebesar 12°C.
Konstruksi kaca SU7 terdiri dari kombinasi lapisan perak ganda dan teknologi Low-e, menghasilkan transmisi matahari total (Total Solar Transmittance/TTS) hanya 12,3 persen.
Xiaomi mengklaim bahwa teknologi ini cukup efektif sehingga tidak memerlukan pemasangan kaca film tambahan.
Xiaomi YU7 diproyeksikan dijual dengan harga antara 250.000–350.000 yuan atau sekitar Rp571 juta hingga Rp799 juta.
Harga ini membuat YU7 berada dalam persaingan langsung dengan SUV listrik papan atas seperti Tesla Model Y (263.500 yuan/Rp566 juta) dan Nio EC6 (358.000 yuan/Rp817 juta).