Di sinilah PT Garuda Mataram Motor, agen resmi Volkswagen (VW) di Indonesia, melihat kesempatan emas untuk membawa teknologi otomotif Eropa ke dalam format lokal.
Lahirnya VW Mitra: Sinergi GMM dan Pindad
Proyek KBNS menarik perhatian dua pihak penting: PT Garuda Mataram Motor (GMM) sebagai perwakilan resmi VW di Indonesia, dan PT Pindad Bandung, perusahaan milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang dikenal sebagai produsen alat utama sistem senjata (alutsista) nasional.
Kedua institusi ini memutuskan untuk bekerja sama dalam menciptakan kendaraan niaga yang sesuai dengan visi KBNS.
Kolaborasi ini membagi tugas dengan jelas:
PT GMM bertanggung jawab atas pengadaan dan perakitan mesin serta sistem penggerak.
PT Pindad, dengan keahlian rekayasa mekanik dan struktur, menangani pembuatan sasis dan body kendaraan.
Hasil dari sinergi ini adalah lahirnya VW Mitra, sebuah kendaraan niaga ringan yang tampak seperti versi lokal dari VW Combi atau VW Type 2.
Namun, jangan tertipu oleh penampilan luarnya. Meskipun desain luarnya menyerupai Combi, VW Mitra punya keunikan tersendiri, terutama pada konfigurasi mesinnya yang dipasang di bagian depan, berbeda dengan Combi yang menggunakan konfigurasi mesin belakang.
Desain dan Fitur VW Mitra
Secara visual, VW Mitra memang sangat mirip dengan VW Combi. Bentuknya kotak, sederhana, dan fungsional—karakteristik khas mobil niaga pada masa itu.
Interiornya dibuat minimalis, fokus pada utilitas dan kapasitas angkut. Namun, yang membedakan adalah struktur sasis dan tata letak mesin.
Dengan mesin di depan, distribusi berat VW Mitra menjadi lebih merata, memberikan keuntungan dalam pengendalian dan efisiensi ruang muat di bagian belakang.
Hal ini sangat ideal untuk kendaraan niaga yang sering dipakai mengangkut barang atau penumpang dalam jumlah besar.
Di bawah kap mesinnya, VW Mitra biasanya menggunakan mesin 1.6 liter dari VW yang sudah terbukti tangguh dan mudah dalam perawatan.
Kendaraan ini dirancang agar mudah diperbaiki oleh bengkel umum di berbagai daerah, sehingga mendukung visinya sebagai kendaraan rakyat.