Langkah ini dilakukan guna mencegah insiden serupa terjadi kembali dan memberi waktu bagi tim untuk menyelidiki secara menyeluruh penyebab insiden tersebut.
Berdasarkan keterangan sementara yang diterima dari beberapa saksi dan penumpang selamat, insiden bermula saat kapal dalam perjalanan pulang dari Pulau Tikus menuju Kota Bengkulu sekitar pukul 16.00 WIB.
Tiba-tiba mesin kapal mengalami mati total di tengah laut. Dalam kondisi tersebut, kapal kemudian dihantam ombak besar akibat angin kencang, yang menyebabkan kapal mengalami kebocoran dan akhirnya karam.
BACA JUGA:Jukung MS Doa Ibu Terbakar di Sungai Musi : 7 Awak Selamat, Begini Kronologi Lengkapnya !
BACA JUGA:Kerusuhan Pecah di Lapas Narkotika Muara Beliti Sumatera Selatan : Diduga Dipicu Penolakan Razia !
Dari total 104 penumpang, sebanyak 97 orang berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup, meski beberapa di antaranya harus mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu akibat luka dan trauma.
Sementara tujuh korban meninggal dunia masing-masing teridentifikasi sebagai Edi Susanto, Rahmad, Andri, Yandi, Dedek, dan Fandi. Ketujuh jenazah kini telah dievakuasi ke RS Bhayangkara dan RSHD.
Tragedi ini menjadi peringatan keras terhadap pentingnya standar keselamatan dalam wisata bahari di wilayah pesisir, khususnya Bengkulu yang memiliki sejumlah objek wisata laut populer seperti Pulau Tikus.
Penyelidikan oleh Polresta Bengkulu masih terus berlanjut, termasuk kemungkinan adanya pelanggaran izin operasional, kapasitas kapal, atau kelalaian prosedur keselamatan.
Pihak kepolisian mengimbau masyarakat serta pelaku usaha wisata laut untuk lebih memperhatikan cuaca dan kelengkapan alat keselamatan sebelum melaksanakan aktivitas pelayaran.