“Peran SPS harus merata, menyentuh semua anggota. Kita ingin perusahaan pers di Sumsel maju bersama, kuat bersama,” tegas Tri.
Tri Nurwanto memaparkan sejumlah rencana jangka pendek yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Agenda pertama adalah pelantikan resmi pengurus SPS Sumsel setelah mendapatkan SK dari SPS Pusat.
Selanjutnya, pihaknya berencana melakukan audiensi dengan Gubernur Sumsel, H. Herman Deru.
“Kami ingin memperkuat sinergi SPS dengan pemerintah daerah, agar peran pers sebagai mitra strategis pembangunan bisa dimaksimalkan,” ungkap Tri.
Menurutnya, di era disrupsi informasi saat ini, hubungan harmonis antara media dan pemerintah sangat penting demi menjaga ekosistem informasi yang sehat dan produktif.
Sementara itu, Sekretaris SPS Sumsel periode sebelumnya (2020–2024), Dian Fauzen, turut memberikan laporan pertanggungjawaban sekaligus refleksi kepemimpinannya.
Dalam laporannya, Zen mengakui bahwa SPS sempat mengalami kevakuman hampir satu tahun terakhir akibat dinamika internal dan eksternal.
“Kami berharap kepengurusan baru ini dapat membawa semangat baru. SPS harus jadi lebih aktif, lebih progresif, dan menjawab tantangan zaman,” ujar Zen.
Para peserta Musda memberikan apresiasi atas dedikasi Zen yang tetap menjaga keberlangsungan organisasi di tengah berbagai keterbatasan.
Sebanyak 16 perusahaan pers yang tergabung dalam SPS turut aktif dalam Musda ini.
Mulai dari media besar seperti Sumatera Ekspres dan Tribun–Sriwijaya Pos, hingga media lokal seperti Harian Musi Rawas Ekspres, Prabumulih Pos, Harian Banyuasin, OKU Ekspres, dan Enim Ekspres. Keberagaman ini menunjukkan bahwa SPS Sumsel memiliki kekuatan yang luar biasa jika mampu menyatukan visi dan misi.
Para peserta sepakat bahwa tantangan dunia pers saat ini bukan hanya soal bisnis media yang terus berubah, tetapi juga soal menjaga profesionalisme, menghadapi hoaks, serta meningkatkan literasi publik.
SPS diharapkan mampu menjadi benteng sekaligus katalisator dalam menjaga kehormatan perusahaan pers, terutama di tengah masifnya media abal-abal yang kerap merusak citra profesi jurnalistik.
Dalam penutupan Musda, peserta menekankan pentingnya SPS Sumsel menjadi organisasi yang adaptif terhadap transformasi digital, sekaligus mampu memperjuangkan kesejahteraan dan kepastian hukum perusahaan media.
Kolaborasi antarmedia, peningkatan kapasitas SDM, serta penguatan kode etik menjadi agenda strategis yang akan dibawa ke depan.