Menjelang awal 2000-an, kondisi pasar mulai berubah.
Dominasi merek Jepang semakin kuat, dengan terus meningkatnya jaringan layanan purna jual dan harga yang semakin kompetitif.
Konsumen pun lebih memilih kendaraan yang sudah terbukti murah dalam perawatan dan mudah dijual kembali.
Sayangnya, MB800 tidak bisa bersaing secara harga dan populasi. Meski truk ini berkualitas, biaya operasional dan nilai jual kembali yang tidak sebaik kompetitor membuat penjualannya terus menurun.
Akhirnya, pada 2002, Mercedes-Benz menghentikan produksi dan pemasaran MB700/MB800 di Indonesia.
Langkah ini menandai berakhirnya salah satu upaya paling ambisius dalam sejarah otomotif tanah air—usaha pabrikan Jerman untuk menaklukkan segmen yang sangat keras dan pragmatis.
Warisan dan Pengakuan: Truk Mercy yang Terlupakan tapi Berkesan
Kini, MB700 dan MB800 menjadi barang langka.
Meski populasinya sedikit, banyak yang masih beroperasi dengan baik di tangan pengusaha angkutan barang atau bus kecil.
Beberapa unit bahkan dirawat dengan penuh cinta oleh kolektor atau pehobi kendaraan klasik.
Kisah MB700 dan MB800 adalah bukti bahwa Mercedes-Benz pernah melakukan langkah berani dan visioner, keluar dari zona nyaman mobil premium, dan mencoba bermain di pasar paling keras: truk medium Indonesia.
Dan meski akhirnya tak bertahan lama, keberadaannya tetap dikenang sebagai salah satu bab unik dalam sejarah otomotif Indonesia.*