Tidak sedikit pula produk cumi asin lokal yang berhasil menembus pasar ekspor, terutama ke negara-negara Asia Tenggara dan Timur Tengah yang memiliki komunitas diaspora Indonesia.
Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, ekspor produk hasil laut olahan seperti cumi asin meningkat sebesar 12% pada tahun 2024.
Angka ini menunjukkan potensi besar cumi asin sebagai komoditas ekspor andalan Indonesia.
Meskipun demikian, ada tantangan yang perlu diatasi.
Salah satunya adalah menjaga kualitas dan kebersihan dalam proses pengolahan cumi asin.
Beberapa kasus menunjukkan adanya cumi asin yang mengandung formalin atau bahan kimia berbahaya lainnya. Hal ini menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat.
Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama BPOM terus mengawasi dan mengedukasi para pelaku usaha agar menjaga standar keamanan pangan.
Pemerintah daerah juga didorong untuk memberikan pelatihan dan bantuan alat pengolahan higienis bagi para pengrajin cumi asin di daerah.
Cumi asin adalah contoh nyata bagaimana makanan tradisional Indonesia tetap relevan dan digemari lintas generasi.
Dengan cita rasa khas, nilai gizi, serta potensi ekonomi yang menjanjikan, cumi asin layak mendapatkan perhatian lebih, baik dari sisi pengembangan kuliner maupun dukungan terhadap industri lokal. Ke depan, cumi asin bisa menjadi ikon kuliner laut Indonesia yang mendunia.*