Salah satu alasan ayam goreng ala pecel lele begitu digemari adalah harganya yang ramah di kantong.
Dengan harga mulai dari Rp15.000 hingga Rp25.000, pembeli sudah bisa menikmati seporsi ayam goreng lengkap dengan nasi, sambal, dan lalapan.
Tak heran jika warung pecel lele menjadi pilihan utama bagi para pelajar, mahasiswa, hingga pekerja kantoran.
“Kalau makan di sini, saya bisa hemat tapi tetap kenyang. Rasanya juga enak dan bikin ketagihan. Hampir tiap malam saya beli,” kata Rina (23), mahasiswi sebuah universitas swasta di Jakarta Selatan.
Tak hanya lezat dan murah, usaha ayam goreng ala pecel lele juga menjanjikan keuntungan besar.
Banyak pengusaha kuliner pemula memulai dari membuka warung tenda sederhana pecel lele.
Modal yang tidak terlalu besar, bahan baku yang mudah didapat, serta permintaan pasar yang tinggi menjadikan usaha ini tahan banting, bahkan di tengah situasi ekonomi yang sulit.
“Dulu saya mulai dari gerobak kecil dengan satu kompor gas. Sekarang saya punya tiga cabang dan 10 karyawan,” ujar Sumarno, pemilik warung pecel lele di Depok yang sudah membuka usaha sejak 2015.
Meski sudah memiliki pelanggan setia, para pedagang ayam goreng ala pecel lele tidak berhenti berinovasi.
Beberapa warung mulai menambahkan menu seperti ayam geprek, lele crispy, hingga sambal keju dan sambal mangga muda untuk menyesuaikan selera generasi muda.
“Sekarang banyak anak muda yang suka coba rasa baru. Kita juga harus ikut tren, tapi tetap mempertahankan cita rasa tradisional,” jelas Sri, pedagang pecel lele di Tangerang.
Ayam goreng ala pecel lele bukan hanya soal makanan, tetapi juga bagian dari budaya kuliner Indonesia. Di malam hari, suasana warung tenda pecel lele menjadi tempat berkumpulnya warga.
Sambil makan, mereka berbincang ringan, bercanda, dan melepas penat setelah seharian bekerja.
Warung pecel lele adalah bukti bahwa kuliner jalanan Indonesia punya kekuatan besar: menyatukan selera rakyat dari berbagai latar belakang.
Meski zaman terus berubah dan tren kuliner berganti, ayam goreng ala pecel lele tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Indonesia.
Sederhana, gurih, dan penuh rasa, makanan ini bukan hanya soal mengisi perut, tapi juga mengisi ruang nostalgia dan keakraban.