“Kepala korban terbentur keras, darah langsung keluar. Kami langsung tahu mereka tidak selamat,” lanjut saksi tersebut dengan suara bergetar.
BACA JUGA:Diduga Korsleting Listrik, Gudang Rongsokan Terbakar
BACA JUGA:Pengecer Sabu Asal Palembang Tertangkap di Tanjung Raja : Segini Barang Bukti yang Disita !
Beberapa saat kemudian, kejadian ini langsung dilaporkan ke pihak berwenang.
Satuan Polisi Perairan dan Udara (Satpolairud) Polrestabes Palembang yang menerima laporan segera bergerak ke lokasi bersama personel Polsek Gandus.
Kapolsek Gandus AKP Firmansyah SH membenarkan adanya kecelakaan kerja yang menyebabkan dua orang ABK meninggal dunia di Sungai Musi.
“Benar, ada dua korban tewas dalam kecelakaan tersebut. Penanganan dilakukan oleh Satpolairud Polrestabes Palembang karena lokasi kejadian berada di perairan. Saat ini jenazah telah dievakuasi dan dibawa ke RS Bhayangkara Palembang untuk keperluan visum,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu siang.
Firmansyah menambahkan, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan nahkoda kapal serta agen pengelola tugboat untuk mendalami kronologi kecelakaan.
Penyelidikan awal mengindikasikan bahwa insiden murni merupakan kecelakaan kerja akibat kesalahan teknis saat pemindahan posisi kapal.
Sementara itu, Kasat Polairud Polrestabes Palembang Kompol M. Rivai mengatakan bahwa pihaknya telah mengamankan area kejadian dan memeriksa beberapa kru kapal yang berada di lokasi.
“Kami akan lakukan olah TKP lebih lanjut, termasuk memeriksa dokumentasi SOP (Standard Operating Procedure) penarikan dan perpindahan labuh kapal. Peristiwa ini bisa menjadi pelajaran penting agar prosedur keselamatan kerja benar-benar dijalankan,” tegas Kompol Rivai.
Ia juga menyampaikan keprihatinannya atas musibah tersebut, serta menekankan pentingnya pelatihan keselamatan bagi seluruh kru kapal, khususnya saat menangani tali towing yang memiliki potensi bahaya tinggi.
Di kediaman korban Heru Bahri di kawasan Plaju, Palembang, suasana duka menyelimuti keluarga.
Sang ibu, yang tak kuasa menahan tangis, hanya bisa pasrah menerima kabar kepergian putra tercintanya.
“Anak saya baru dua tahun kerja di kapal. Dia tulang punggung keluarga. Baru bulan lalu pulang bawa oleh-oleh buat adiknya,” ungkap ibunya dengan suara parau.
Hal serupa juga terjadi di rumah korban Tendiko Arifin di kawasan Kertapati. Istrinya bahkan sempat pingsan saat mendengar kabar kematian suaminya.