KORANPALPOS. COM- Chelsea kembali menunjukkan wajah muramnya di musim ini. Bertandang ke Amex Stadium, The Blues secara mengejutkan dipermalukan Brighton dengan skor 2-1 pada babak keempat Piala FA, Minggu (9/1/2025).
Kekalahan ini semakin mempertegas keterpurukan Chelsea di bawah Todd Boehly dan Behdad Eghbali, di mana prioritas bisnis tampaknya lebih diutamakan daripada sepakbola.
Kronologi Kekalahan Chelsea Chelsea sebenarnya unggul cepat di menit ke-5 berkat gol bunuh diri Bart Verbruggen yang memberikan harapan bagi para pendukung The Blues.
Namun, keunggulan tersebut tidak bertahan lama. Brighton langsung membalas melalui gol Georginio Rutter di menit ke-12 setelah assist dari Joël Veltman.
BACA JUGA:Rinov/Fadia Siap Beri yang Terbaik di BAMTC 2025
BACA JUGA:Maresca Soroti Kelemahan Chelsea
Pada babak kedua, Brighton semakin menggila. Kaoru Mitoma mencetak gol kemenangan di menit ke-57 setelah menerima umpan matang dari Rutter.
Gol ini sempat diprotes oleh pemain Chelsea karena dianggap terjadi handball oleh Tariq Lamptey, tetapi VAR tidak mengabulkan permintaan mereka. Alhasil, Chelsea harus gigit jari dan menerima kenyataan pahit.
Chelsea Tumpul di Depan, Rapuh di Belakang The Blues tampil mengecewakan sepanjang pertandingan. Meski mendominasi penguasaan bola dengan 54%, mereka hanya mencatatkan dua tembakan tepat sasaran, membuktikan betapa tumpulnya lini serang mereka.
Ditambah dengan pertahanan yang gampang ditembus, Chelsea benar-benar tidak menunjukkan kualitas tim yang pernah berjaya di era Roman Abramovich.
BACA JUGA:Mbappe Selamatkan Wajah Los Blancos
BACA JUGA:AC Milan Raih Kemenangan 2-0 atas Empoli, Santiago Gimenez Cetak Gol Debut
Lebih menyakitkan lagi, Brighton baru saja dihancurkan 7-0 di pertandingan sebelumnya. Namun, melawan Chelsea, mereka tampak seperti tim yang jauh lebih solid dan memiliki mentalitas juara.
Musim Mengecewakan Chelsea, Harapan Kini di Liga Konferensi Chelsea kini telah tersingkir dari dua kompetisi domestik lebih awal.
Dengan peluang juara Premier League yang hampir mustahil, satu-satunya harapan tersisa adalah menjuarai Liga Konferensi Eropa. Kegagalan di ajang ini hanya akan memperburuk citra klub yang kini tampak kehilangan identitasnya.