Taufik juga menambahkan bahwa meski pengasapan (fogging) dapat membantu mengurangi populasi nyamuk dalam jangka pendek, namun itu bukan solusi jangka panjang.
"Kita perlu pendekatan yang lebih holistik, termasuk peningkatan kesadaran lingkungan dan penerapan kebijakan yang lebih ketat dalam pengelolaan sampah dan sanitasi," ujarnya.
Dengan meningkatnya kasus DBD yang semakin meluas, Taufik berharap bahwa kedepannya pemerintah daerah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah ini secara lebih efektif, agar angka kasus DBD di Sumsel dapat turun secara signifikan.
Sebelumnya, Dinkes Sumsel telah melakukan berbagai upaya pencegahan untuk meminimalisir kasus DBD, yaitu dengan sosialisasi masif melakukan pemberantasan sarang nyamuk lewat pembersihan tempat air, pemeliharaan ikan pemakan jentik, dan fogging.
"Untuk mengurangi risiko kami berharap warga menggunakan lotion pengusir nyamuk dan memasang kelambu. Kami juga sudah merencanakan distribusi larvasida DBD, insektisida cynoff dan RDT chikungunya. Pengendalian juga akan dilakukan dengan pengembangan wolbachia yang mampu menurunkan kesakitan dengue hingga 77 persen dan hospitalisasi 86 persen, serta imunisasi dengue," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Selatan (Sumsel) Ira Primadesa.