KORANPALPOS.COM – Koordinator Bantuan Hukum Migrant CARE, Nurharsono, mengecam keras aksi penembakan yang dilakukan oleh Agency Maritim Malaysia (APMM) terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) di wilayah perairan Tanjung Rhu, Malaysia.
Insiden yang terjadi pada Jumat (24/1) dini hari waktu Malaysia ini telah mengakibatkan satu korban meninggal dunia, satu kritis, dan tiga lainnya terluka.
Nurharsono menilai bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang tidak dapat dibenarkan.
"Apapun alasannya, penembakan terhadap pekerja migran Indonesia yang mengakibatkan luka-luka dan hilangnya nyawa adalah pelanggaran HAM. Ini harus diusut tuntas karena pekerja migran Indonesia bukanlah penjahat kriminal," tegas Nurharsono dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Senin.
BACA JUGA:64,6 Persen Responden Puas Program MBG
BACA JUGA:Presiden Prabowo Akui Belajar Penghapusan Kemiskinan dari India
Menurut laporan Migrant CARE, insiden terjadi ketika lima PMI non-prosedural sedang berada di perairan Tanjung Rhu.
Aksi aparat Malaysia yang menggunakan senjata api ini tidak hanya mengakibatkan satu korban tewas, tetapi juga membuat satu orang dalam kondisi kritis.
Ketiga korban lainnya saat ini sedang mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit di Selangor, Malaysia.
Nurharsono menambahkan bahwa insiden seperti ini bukan kali pertama terjadi. Ia mengingat kembali peristiwa serupa pada tahun 2012, di mana lima pekerja migran Indonesia asal Nusa Tenggara Barat ditembak mati oleh polisi Diraja Malaysia karena dituduh melakukan tindak kriminal.
BACA JUGA:Badan Pengkajian MPR Tegaskan Pentingnya Kajian Pagar Laut Berdasarkan UUD 1945
BACA JUGA:Perludem Sebut Pembahasan RUU Pemilu Harus Segera Dimulai
"Rentetan peristiwa ini menunjukkan bahwa Malaysia tidak ramah terhadap pekerja migran Indonesia. Perlakuan kasar ini tidak hanya melanggar HAM, tetapi juga mengancam hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia," ungkapnya.
Migrant CARE meminta pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah tegas dalam menangani kasus ini. Nurharsono mendesak pemerintah melakukan investigasi menyeluruh dan memastikan keadilan bagi para korban serta keluarga mereka.
"Kami mendesak pemerintah Indonesia untuk mengusut tuntas kasus penembakan ini dan memberikan perlindungan penuh kepada pekerja migran Indonesia yang masih bekerja di Malaysia. Pemerintah harus lebih agresif dalam melakukan langkah diplomatik untuk meminta pertanggungjawaban dari pihak Malaysia," ujar Nurharsono.