KORANPALPOS.COM – Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menawarkan kerja sama strategis kepada Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam berbagai bidang, termasuk swasembada pangan dan energi, hilirisasi industri, hingga program makan bergizi gratis (MBG).
Penawaran ini disampaikan dalam pertemuan bilateral antara kedua negara yang berlangsung di Istana Kepresidenan Bogor.
“Saya ingin berkontribusi dan bekerja sama dengan Indonesia tentang hal-hal yang sudah disampaikan oleh Yang Mulia Bapak Presiden antara lain swasembada pangan, energi sumber daya alam, hilirisasi dan industrialisasi, serta makan bergizi untuk masyarakat. Kami juga siap mendukung kerja sama di bidang keamanan,” ungkap PM Ishiba.
Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari hubungan yang telah lama terjalin antara Indonesia dan Jepang.
BACA JUGA:Amanda Pakai Hijab di 1 Imam 2 Makmum
BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Terima LHP APBD dari BPK RI Perwakilan Sumatera Selatan
Sebelumnya, kedua pemimpin bertemu pada Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Peru pada November 2024.
PM Ishiba menyatakan apresiasinya atas sambutan hangat dari pemerintah Indonesia selama kunjungannya.
PM Ishiba mengenang kunjungannya ke Indonesia 34 tahun lalu, saat dirinya masih menjabat sebagai anggota DPR Jepang.
Ia merasa terharu melihat perkembangan signifikan yang telah dicapai oleh Indonesia sejak saat itu.
BACA JUGA:Terpopuler Pekan Ini : OTT Kepala Disnakertrans Sumsel hingga Anak Bakar Rumah Orang Tua
BACA JUGA:Pemkot Palembang Bentuk Timwas Makan Bergizi Gratis
“Saya pernah ke Indonesia ketika masih muda sebagai anggota DPR periode kedua. Kini, setelah 34 tahun, saya terkesan dengan pembangunan yang luar biasa di negeri ini. Sambutan yang saya terima kali ini benar-benar istimewa dan penuh kehangatan,” ujarnya.
PM Ishiba juga menekankan bahwa Jepang dan Indonesia memiliki banyak kesamaan, termasuk sebagai negara kepulauan yang mengandalkan sektor perdagangan untuk menopang perekonomian.
Ia menambahkan bahwa kedua negara memiliki tantangan serupa dalam menjaga keseimbangan diplomasi dengan kekuatan besar dunia seperti Amerika Serikat dan China.