1. Kerajinan Tangan: Anyaman bambu, rotan, dan tali bahu.
2. Kuliner Tradisional: Lemang kacang, kue tanduk kambing, serabi tepak, lepat kacang, gulai liling, dan sambal kijing.
Kuliner ini tidak hanya lezat tetapi juga mencerminkan budaya lokal yang kaya.
Desa Ulu Danau memiliki kelompok sadar wisata bernama Eco Tourism Youth Community (ETYC).
Komunitas ini didirikan pada 2 Juni 2020 oleh para pemuda-pemudi desa yang peduli terhadap pelestarian dan pengembangan wisata lokal.
ETYC memulai kegiatannya dengan membersihkan jalur wisata dan membangun fasilitas dasar seperti gazebo di Danau Rakihan.
Salah satu hasil kerja ETYC adalah pengelolaan Air Terjun Beteri.
Nama Beteri berasal dari bahasa Semende yang berarti "Putri."
Air terjun ini terletak di hulu sawah warga, sekitar 1 km dari jalan kabupaten dengan waktu tempuh 15 menit menggunakan kendaraan roda dua.
Meski aksesnya masih terbatas, wisatawan dapat menggunakan ojek yang disediakan warga setempat.
Di Air Terjun Beteri, ETYC telah membangun berbagai fasilitas, seperti tempat duduk, gazebo, dan papan informasi tentang Sapta Pesona.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Meski memiliki potensi wisata yang besar, beberapa destinasi di Desa Ulu Danau masih minim pengelolaan.
Pengembangan infrastruktur, promosi, dan kerjasama dengan pihak eksternal dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan jumlah wisatawan.
Selain itu, pelatihan kepada warga mengenai manajemen wisata dapat membantu desa ini menjadi destinasi unggulan di Sumatera Selatan.
Salah satu daya tarik Desa Ulu Danau adalah keramahan masyarakatnya.