KORANPALPOS.COM – Meski perayaan natal dan tahun baru telah berlalu, namun kelangkaan gas elpiji 3 kg masih menjadi sorotan warga di Sumatera Selatan khususnya Kota Lubuklinggau.
Sejumlah warga mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas bersubsidi ini di pasaran.
Bahkan, ketika tersedia di pengecer, harga jualnya melambung hingga Rp45 ribu per tabung, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Seorang ibu rumah tangga Martini (47), warga Jalan Permai 16, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Kota Lubuklinggau, mengaku telah mencari gas 3 kg ke beberapa warung tanpa hasil.
BACA JUGA:Polres Prabumulih Kerahkan 93 Personel
BACA JUGA:Catat! Ini Syarat Yang Harus Dilengkapi Oleh Pemohon SKCK yang Lolos PPPK
"Di pangkalan selalu kosong, begitu masuk kita tinggal sebentar ambil tabung langsung habis. Sudah mutar-mutar warung di dekat rumah, tidak ada, dapatnya di warung dekat Jembatan Batu Urip dengan harga Rp 45 ribu," keluhnya.
Kelangkaan ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada gas elpiji 3 kg untuk kebutuhan sehari-hari.
Dampak sulitnya mendapatkan LPG 3 kg, juga dirasakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Seperti Warni (45), seorang pedagang gorengan mengaku terpaksa memperkecil ukuran gorengan yang dijual karena biaya operasional yang meningkat.
BACA JUGA:Didominasi Peserta PPPK, Pemohon SKCK di Polres Ogan Ilir Tembus 1.493 Orang
"Saya mau tidak mau beli di pengecer karena gas adalah kebutuhan utama. Tapi harga segitu sangat memberatkan. Kalau terus begini, usaha saya bisa terancam," ujarnya.
Kelangkaan ini memunculkan pertanyaan tentang distribusi gas bersubsidi di Kota ini.
Dengan kondisi seperti warga berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk mengatasi masalah ini.