"Pilihan ada banyak, bisa Italia, bisa Spanyol. Tapi kami harus menjaga kultur dan komunikasi. Ini adalah salah satu pertimbangan besar," ungkap Erick.
Erick juga menegaskan bahwa semua elemen dalam Timnas harus berjalan selaras: program yang baik, pelatih berkualitas, dan pemain mumpuni.
"Kalau cuma program bagus, pelatih nggak bagus, atau pemainnya nggak mendukung, ya tidak akan berhasil. Semua harus sinergi," tambahnya.
BACA JUGA:Perpisahan Shin Tae-yong, Marselino Ferdinan Curhat: ‘Empat Tahun yang Tak Akan Terlupakan
BACA JUGA:Rekam Jejak Patrick Kluivert : Kandidat Terbaik untuk Timnas Indonesia !
Erick: "Saya Tidak Bisa Ditekan!"
Soal pemecatan Shin Tae-yong, Erick membantah keras tudingan bahwa ia mendapat tekanan dari pihak tertentu. Ia menegaskan bahwa keputusan ini murni untuk kebaikan Timnas Indonesia.
“Saya bukan pemimpin yang bisa ditekan-tekan. Apa yang kami lakukan ini untuk Timnas, bukan kepentingan pribadi. Timnas adalah representasi bangsa, bukan masalah saya atau PSSI,” katanya dengan nada tegas.
Lebih lanjut, Erick membandingkan tantangan dalam memberantas match fixing di Liga 1 dan Liga 2 dengan keputusan besar lainnya.
"Memberantas match fixing itu jauh lebih berat tekanannya. Tapi kita berhasil membawa Liga 1 lebih baik dengan VAR. Liga 2 akan menyusul," ucapnya.
BACA JUGA:Pemain Timnas Ramai-ramai Apresiasi STY
BACA JUGA:Nova: Terima Kasih Coach Shin Tae-yong
Tanggal Penting untuk Timnas
Pelatih baru Timnas dijadwalkan tiba di Indonesia pada 11 Januari 2025. Sehari setelahnya, konferensi pers akan digelar untuk menjawab semua pertanyaan media. Erick optimistis bahwa pelatih baru ini akan membawa perubahan besar bagi Timnas Indonesia.
"Yang jelas, ini semua demi kebaikan Timnas. Tidak ada personal yang lebih tinggi dari Timnas. Semua harus fokus untuk kejayaan bangsa," pungkas Erick.