Dalam strategi globalnya, Stellantis, induk perusahaan Fiat, juga berencana menggunakan fasilitas di Tychy untuk memproduksi mobil listrik Leapmotor T03.
BACA JUGA:Honda dan Nissan Merger: Solusi Inovatif untuk Masa Depan Industri Otomotif !
BACA JUGA:Deretan Mobil ICE yang Rilis Selama 2024
Langkah ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi pengembangan teknologi kendaraan listrik yang lebih canggih.
Di sisi lain, Fiat juga terus mendorong penjualan kendaraan listrik melalui program insentif seperti E-Grant.
Diskon ini diberikan kepada pembeli model Fiat 500 listrik hatchback atau convertible, dengan potongan harga sebesar £3.000 (Rp58,7 juta).
Program ini diluncurkan untuk merangsang permintaan di pasar yang lesu, terutama di kalangan pembeli swasta.
Direktur Utama Fiat United Kingdom, Damien Dally, menyatakan bahwa respon terhadap E-Grant sangat positif.
Dalam sebulan terakhir, permintaan mobil Fiat 500 listrik meningkat drastis, melampaui total penjualan gabungan lima bulan sebelumnya.
“Dalam krisis biaya hidup yang sulit, insentif seperti ini jelas memiliki pengaruh yang kuat,” kata Dally.
Namun, Dally juga menyoroti kurangnya dukungan pemerintah Inggris terhadap pembelian kendaraan listrik.
Sebelumnya, pemerintah Inggris memberikan subsidi hingga £5.000 (Rp97,9 juta) per kendaraan, namun insentif tersebut telah dihentikan pada tahun lalu.
Sebagai perbandingan, negara seperti Jerman menawarkan subsidi hingga €9.000 (Rp150 juta) untuk merangsang penjualan kendaraan listrik.
Penjualan kendaraan listrik di Inggris menunjukkan tren pertumbuhan yang melambat.
Pada 2023, kendaraan listrik hanya menyumbang 15,7 persen dari total pendaftaran kendaraan baru, sedikit meningkat dari 14,7 persen pada tahun sebelumnya.
Dally memperingatkan bahwa Mandat Kendaraan Nol Emisi yang akan diperkenalkan tahun depan dapat menghadapi hambatan jika krisis biaya hidup terus berlanjut.