Minyak goreng curah mengalami penurunan lebih besar sebesar 0,70 persen atau Rp120 menjadi Rp17.070 per kg.
Harga gula konsumsi turun tipis sebesar 0,17 persen atau Rp30 menjadi Rp17.920 per kg.
Sementara itu, harga tepung terigu juga menunjukkan tren penurunan.
Tepung terigu curah turun 0,79 persen atau Rp80 menjadi Rp10.050 per kg, dan tepung terigu non-curah turun 1,07 persen atau Rp140 menjadi Rp12.970 per kg.
Penurunan harga tepung ini menjadi kabar baik bagi industri makanan kecil, terutama produsen kue dan roti yang mengandalkan tepung terigu sebagai bahan utama produksi.
Harga jagung di tingkat peternak mencatat kenaikan sebesar 0,66 persen atau Rp40 menjadi Rp6.060 per kg.
Kenaikan harga ini diperkirakan karena meningkatnya permintaan dari industri peternakan, terutama menjelang libur akhir tahun yang biasanya disertai lonjakan produksi unggas.
Sebaliknya, kedelai biji kering impor mencatat kenaikan harga yang sangat tipis sebesar 0,10 persen atau Rp10 menjadi Rp10.510 per kg.
Stabilitas harga kedelai ini penting bagi industri tahu dan tempe yang menjadi bagian penting dari konsumsi protein masyarakat Indonesia.
Komoditas hasil laut juga menunjukkan variasi harga yang menarik.
Ikan kembung mencatat kenaikan sebesar 1,42 persen atau Rp530 menjadi Rp37.910 per kg.
Kenaikan harga ini diperkirakan karena pasokan yang terbatas akibat cuaca buruk di beberapa daerah.
Namun, ikan tongkol dan ikan bandeng justru mencatat penurunan harga. Ikan tongkol turun 1,02 persen atau Rp320 menjadi Rp31.170 per kg.
Sementara ikan bandeng turun lebih besar sebesar 2,34 persen atau Rp790 menjadi Rp32.910 per kg.
Fluktuasi harga pangan pada Selasa pagi ini mencerminkan dinamika pasokan dan permintaan di berbagai daerah.
Faktor cuaca, biaya distribusi, dan pola konsumsi masyarakat menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga komoditas.